Banyak perubahan di wilayah itu, salah satunya dengan masuknya kapitalisme atau pemodal asing.
Kondisi Vorstenlanden berubah, bermula dengan masuknya kaum kapitalis yang menyewa tanah milik sultan/sunan, disusul dengan reorganisasi agrarian serta penghapusan sistem apanage (kebijakan terhadap petani dan perusahaan Belanda) secara menyeluruh.
Aturan itu memicu masuknya modal swasta pada sektor pertanian, tetapi raja dan penguasa mengabaikannya.
Akhirnya, raja-raja kehilangan kekuatan politik dan ekonomi dan hanya menjadi simbol budaya di kalangan pribumi.
Referensi: