Teori ini dianggap lemah karena tidak semua pengguna sistem baca huruf Alquran di Persia menganut Mazhab Syiah.
Contohnya, dari Baghdad yang merupakan ibu kota Khilafah Abbasiyah, umumnya penganut Ahlussunnah wal Jama'ah.
Lebih jelas, di Jawa Barat, walaupun menggunakan cara serupa untuk mengeja dan membaca huruf Alquran, masyarakat Islam di sana bukanlah penganut Syiah. Mayoritas, masyarakat Muslim di Jawa Barat bermazhab Syafii.
Lain lagi teori masuknya Islam ke Nusantara yang diungkapkan sejarawan Indonesia, Slamet Muljana.
Slamet Muljana tidak hanya berpendapat bahwa Sultan Demak adalah orang peranakan China.
Ia juga menyimpulkan bahwa para Wali Songo adalah keturunan China. Pendapat ini bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong.
Dia menilai, Soeltan Demak Panembahan Fatah dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong, bernama Panembahan Jin Bun yang merupakan nama China-nya.
Adapun Arya Damar sebagai pengasuh Panembahan Fim Sun pada waktu di Palembang, bernama China, Swan Liong.
Sultan Trenggana juga disebutkan dengan nama China, Tung Ka Lo.
Menurut Kebudayaan China pada penulisan sejarah nama tempat di luar negeri negeri selalu di-China-kan penulisannya.
Besar kemungkinan seluruh nama-nama raja Majapahit dan kerajaan Hindu Majapahit juga di-Chiina-kan dalam kronik Klenteng Sam Po Kong Semarang.
Baca juga: Teori Masuknya Islam ke Nusantara Menurut Para Ahli Sejarah
NA. Baloch, seorang sejarawan Pakistan, memandang masuk dan berkembangnya agama Islam di Nusantara, merupakan akibat dari umat Islam memiliki pedagang yang dinamik dalam penguasaan maritim dan pasar.
Dalam kegiatan perdagangan itulah, ajaran Islam mulai diperkenalkan du sepanjang jalan laut perniagaan melalui pantai-pantai tempat persinggahannya pada abad ke-1 H atau abad ke-7 Masehi.
Oleh karena itu, NA. Baloch meyakini ajaran Islam dikenalkan di pantai Indonesia hingga Cina Utara oleh para pedagang Arab.
NA Baloch dalam The Advent of Islam in Indonesia berpendapat bahwa Islam mausuk ke Indonesia pada abad ke-1 H atau 7 M.
Adapun proses waktu dakwah pengenalan ajaran Islam berlangsung selama lima abad, dari abad ke-1-5 H/7-12 M.
Referensi :