Benteng Kastela mempunyai banyak nama dalam berbagai bahasa. Dalam Bahasa Portugis, benteng ini disebut sebagai Sao Joao Baptista de Ternate atau Fortaleza de Ternate.
Baca juga: Benteng Vastenburg: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan
Dalam Bahasa Spanyol, Benteng Kastela disebut Ciudad del Rosario.
Ada pula yang menyebutnya Nostra Senhora Del Rosario atau gadis cantik yang sedang menggunakan kalung dari bunga mawar.
Dalam Bahasa Ternate, benteng ini dinamakan Benteng Gam Lamo, yang memiliki dua makna, yaknki desa yang sangat besar atau kota yang sangat besar.
Ada pula yang menyebutnya Benteng Gamalama, karena lokasinya tidak jauh dari Gunung Gamalama.
Saat ini, namanya dikenal sebagai Benteng Kastela karena terletak di Kelurahan Kastela.
Benteng Kastela telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang melibatkan Kesultanan Ternate dengan bangsa Portugis.
Pada 1570, Sultan Khairun dari Ternate dibunuh di benteng ini setelah menerima ajakan bangsa Portugis untuk berunding.
Baca juga: Sultan Khairun, Pelopor Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Putra Sultan Khairun, yakni Sultan Baabullah yang meneruskan takhta Ternate, menuntut balas atas kematian ayahnya yang dibunuh secara keji.
Benteng Kastela menjadi saksi perjuangan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Baabullah melawan bangsa Portugis.
Setelah bertempur selama sekitar lima tahun dan Benteng Kastela dikepung, bangsa Portugis akhirnya berhasil diusir dari Ternate pada 1575.
Benteng Kastela pun diduduki dan dikuasai oleh Sultan Baabullah, yang kemudian melakukan beberapa modifikasi agar bangunan ini menjadi benteng pertahanan yang lebih kokoh.
Pada 1606, bangsa Spanyol sempat merebut Benteng Kastela dan menyandera Sultan Saidi Berkat, putra sekaligus penerus Sultan Baabullah, ke Filipina.
Sejak itu hingga 1636, benteng ini menjadi pusat kedudukan bangsa Spanyol di Maluku dan diganti namanya menjadi Ciudad del Rosario.
Baca juga: Benteng Duurstede: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan
Pada 1610, Benteng Kastela sempat menjadi penjara bagi Laksamana Belanda Paulus van Caerden yang ditangkap oleh Spanyol.
Saat bangsa Spanyol meninggalkan Kepulauan Maluku pada 1636, sebagian pertahanan benteng ini dihancurkan. Setelah itu, Benteng Kastela diduduki oleh Belanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.