Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Khairun, Pelopor Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Kompas.com - 13/06/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sultan Khairun atau Sultan Hairun adalah penguasa Kerajaan Ternate ke-23, yang berkuasa antara 1534-1570.

Di masa pemerintahannya, rakyat Maluku mulai memberikan perlawanan terhadap Portugis.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis dipelopori oleh Sultan Hairun, namun mengalami kegagalan setelah ia ditangkap ketika diajak mengadakan perundingan.

Perjuangan Sultan Hairun dilanjutkan oleh putranya yaitu Sultan Baabullah.

Baca juga: Sultan Baabullah: Masa Pemerintahan dan Perjuangan Mengusir Portugis

Masa muda

Sultan Khairun Jamil atau Sultan Hairun berasal dari Ternate. Ia merupakan putra dari Sultan Bayan Sirrullah atau Sultan Bayanullah (1500-1522) dan seorang wanita asal Jawa.

Sewaktu muda, Sultan Hairun dikenal sebagai sosok yang arif, tegas, pemberani, serta Muslim yang taat sekaligus toleran.

Sultan Hairun tumbuh dalam kondisi Ternate yang sedang penuh gejolak melawan Portugis yang pertama kali datang pada 1512.

Awalnya, kedatangan Portugis di Ternate disambut baik oleh rakyat dan sultan.

Namun, hubungan Portugis dengan rakyat Maluku menjadi memburuk, bahkan terus bergejolak sampai akhirnya timbul perlawanan yang dipelopori oleh Sultan Hairun.

Baca juga: Sultan Zainal Abidin, Peletak Dasar Islam di Kerajaan Ternate

Perjuangan Sultan Hairun

Pada 1534, Sultan Hairun dipercaya untuk menjadi Sultan Ternate ke-23, menggantikan saudara tirinya, Sultan Tabariji (1533-1534).

Pada awal pemerintahannya, Sultan Hairun masih kurang dipercaya oleh rakyat dan para bangsawan karena usianya yang masih belia.

Bahkan, banyak yang menginginkan agar kedudukan Sultan Hairun segera diganti kembali oleh Sultan Tabariji.

Padahal, alasan Sultan Hairun naik takhta adalah karena Sultan Tabariji sedang diasingkan oleh Portugis ke Goa di India.

Selama di pengasingan, Sultan Tabariji terus didesak untuk memberikan sejumlah wilayahnya, yaitu Ambon, Buru, dan Seram, kepada Portugis.

Apabila menyetujuinya, Sultan Tabariji dijanjikan akan dikembalikan ke kampung halamannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com