Sultan Tabariji pun mengabulkan keinginan Portugis, yang kemudian menimbulkan penolakan dari rakyat Maluku serta Sultan Hairun.
Baca juga: Tabariji, Sultan Ternate yang Dikendalikan Portugis
Akhirnya, pada 1565, Sultan Hairun memimpin perlawanan terhadap Portugis.
Sultan Hairun menggempur habis-habisan benteng yang dibangun Portugis hingga kondisi mereka semakin terdesak.
Menyadari kondisinya yang semakin terdesak, Portugis mengadakan pertemuan dengan Sultan Hairun dengan tujuan untuk melakukan perundingan.
Ternyata, ajakan perundingan ini hanyalah jebakan yang dibuat Portugis untuk menangkap dan membunuh Sultan Hairun.
Setibanya di benteng Portugis, Sultan Hairun hanya diperbolehkan masuk tanpa pengawalnya.
Ketika berjalan menuju lokasi pertemuan, Sultan Hairun tiba-tiba ditikam hingga meninggal.
Martim Afonso Pimentel adalah orang yang membunuh Sultan Hairun pada 28 Februari 1570.
Peristiwa pembunuhan itu pun memicu perlawanan dari rakyat Maluku yang lebih besar, di bawah pimpinan putra Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah.
Referensi: