Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punden Janjang dan Tradisi Manganan Janjang di Blora

Kompas.com - 17/06/2022, 11:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Punden Janjang adalah tempat pemakaman Pangeran Jati Kusumo dan Jati Swara yang terletak di Desa Janjang, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Konon, Pangeran Jati Kusumo dan Jati Swara adalah dua bersaudara putra dari Sultan Pajang.

Sampai saat ini, Punden Janjang dikeramatkan dan dihormati oleh masyarakat Blora, khususnya warga Desa Janjang.

Bahkan, banyak penjabat daerah maupun dari luar daerah, yang memahami cerita Pangeran Jati Kusuma dan Jati Swara, yang disebut Eyang Janjang, menyempatkan berkunjung ke punden ini.

Selain itu, sebagai bentuk penghormatan kepada Eyang Janjang, setiap setahun sekali masyarakat menggelar upacara Manganan Janjang.

Baca juga: Sejarah Masjid Agung Baitunnur Blora

Asal-usul nama Desa Janjang

Pangeran Jati Kusumo dan Jati Swara dikenal sebagai sosok yang suka menolong dan mengembara ke berbagai daerah untuk menyebarkan agama Islam.

Konon, mereka mempunyai kesaktian yang tinggi, dan selama mengembara, juga menyebarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ditemui.

Dalam pengembaraannya, mereka sampai di daerah yang cukup tinggi dan memutuskan untuk menetap ditempat tersebut.

Tempat yang tinggi itu kemudian dinamakan Janjang. Hingga saat ini, daerah yang menjadi tempat peristirahatan kedua pangeran dinamakan Punden Janjang. 

Selain makam Eyang Janjang, di area punden juga terdapat makam Rondo Kuning, yakni seorang putri yang konon ingin diperistri oleh dua putra Sultan Pajang tersebut.

Di samping itu, juga terdapat guci berisi air yang dianggap memberi berkah, batu pasujudan, dan bangsal yang gunakan untuk pertunjukan Wayang Krucil.

Baca juga: Sejarah Kesenian Barongan Blora

Tradisi Manganan Janjang dan mitosnya

Sebagai bentuk penghormatan kepada Pangeran Jati Kusumo dan Jati Swara, setiap setahun sekali, masyarakat sekitar menggelar upacara Manganan Janjang. 

Manganan Janjang merupakan upacara adat yang dilaksanakan pada Jumat Pon di bulan Sapar (tahun Jawa).

Melalui Manganan Janjang, masyarakat Janjang juga menganggapnya sebagai permohonan agar kehidupan mereka sejahtera dan terhindar dari musibah.

Saat upacara Manganan Janjang, digelar pertunjukan Wayang Krucil, yang dipercaya sebagai simbol lelulur desa dan abdi dalemnya, yakni Kiai Brajat, Kai Kuripan, Nyai Sekintir, Semar, dan Blentik. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com