Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punden Janjang dan Tradisi Manganan Janjang di Blora

Kompas.com - 17/06/2022, 11:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Upacara dimulai sejak Jumat pagi hingga sore, di mana masyarakat sekitar akan datang ke punden dengan membawa nasir urap, tumpeng bucu, dan ayam panggang.

Makanan tersebut kemudian dijadikan dalam satu wadah dan dibagikan kepada warga Janjang serta para pengunjung yang menyaksikan Manganan Janjang.

Baca juga: Tradisi Nyadran: Sejarah dan Pengaruh Islam

Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi melepas ikatan ketupat luwar yang berisi beras kuning dan uang receh.

Ikatan tersebut harus dilakukan dalam satu tarikan. Terurainya ketupat luwar merupakan simbol terlepasnya seseorang dari masalah.

Manganan Janjang dipercaya oleh masyarakat membawa ramalan tentang keadaan Desa Janjang pada waktu yang akan datang. 

Apabila nasi yang dibagikan kurang, menandakan akan ada masa paceklik yang melanda Desa Janjang.

Jika daun jati yang dipakai untuk membungkus nasi juga kurang, maka pertanda bahwa harga tembakau akan mahal.

Kemudian, apabila yang kurang adalah air gentong yang dibagikan, maka pertanda Desa Janjang akan terkena kemarau panjang.

Tradisi Manganan Janjang dipercaya masyarakat berakar dari Kerjaan Jipang Panolan pada akhir masa pemerintahan Arya Penangsang, yang masih dilakukan sampai sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com