Berdasarkan dari prasasti yang ditinggalkan, terindikasi bahwa raja Kerajaan Sriwijaya memiliki sifat tegas dan tidak menghendaki kebebasan bertindak yang terlalu besar pada para penguasa daerah.
Selain itu, raja juga mengembangkan tradisi diplomasi, terutama dengan China.
Raja Sriwijaya disebut-sebut rela memberikan upeti kepada kaisar China agar mereka tidak menjalin perjanjian dagang dengan negara lain.
Selain itu, Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Myanmar, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab.
Dengan begitu, kegiatan monopoli perdagangan di Asia Tenggara dapat tetap dikuasai Sriwijaya.
Referensi: