Siddharta kemudian bermeditasi dengan beberapa guru spiritual yang membimbingnya.
Ia bermediasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan penerangan agung.
Setelah enam tahun, ia mendapat kenyataan bahwa bertapa dengan menyiksa diri atau hidup berfoya-foya bukan jawaban untuk melewati penderitaan dan karma.
Siddharta kemudian memutuskan berkelana ke sebelah selatan India untuk mencari prinsip-prinsip spiritual yang dapat membentuk fondasi Buddhisme.
Pada akhirnya, Siddharta telah mencapai Pencapaian Agung atau Pencerahan Sempurna dan menjadi seorang Buddha, tepatnya saat bulan Purnama Sidhi di bulan Waisak saat ia berusia 35 tahun.
Baca juga: Bodh Gaya, Tempat Siddharta Gautama Kali Pertama Menerima Wahyu
Setelah mencapai pencerahan sempurna, Siddharta Gautama mendapat gelar Buddha Gautama, Sakyamuni, Tathagata (Ia Yang Telah Datang, Ia Yang Telah Pergi), Sugata (Yang Maha Tahu), Bhagava (Yang Agung).
Ia kemudian menelusuri dataran Gangga di tengah India.
Di sepanjang wilayah itulah Siddharta Gautama menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang dan ia terus menyebarkan ajarannya hingga meninggal dunia pada 486 SM.
Adapun isi khotbah yang Siddharta Gautama sampaikan mengenai Jalan Tengah yang ditemukannya, yaitu berupa Delapan Ruas Jalan Kemuliaan dan juga Empat Kebenaran Mulia yang menjadi pilar utama dari ajaran Buddha.
Sepeninggal Gautama, tidak ada penerus yang menyebarkan ajarannya karena mulai bermunculan aliran agama Buddha lainnya dalam kurun waktu 400 tahun.
Beberapa aliran agama Buddha adalah Buddha Nikaya dan Buddha Mahayana.
Buddha Mahayana sendiri masih tersisa sampai saat ini, yang merupakan gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru.
Referensi: