Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Siddharta Gautama Menciptakan Ajaran Buddha

Kompas.com - 10/06/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Siddharta kemudian bermeditasi dengan beberapa guru spiritual yang membimbingnya.

Ia bermediasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan penerangan agung.

Setelah enam tahun, ia mendapat kenyataan bahwa bertapa dengan menyiksa diri atau hidup berfoya-foya bukan jawaban untuk melewati penderitaan dan karma.

Siddharta kemudian memutuskan berkelana ke sebelah selatan India untuk mencari prinsip-prinsip spiritual yang dapat membentuk fondasi Buddhisme.

Pada akhirnya, Siddharta telah mencapai Pencapaian Agung atau Pencerahan Sempurna dan menjadi seorang Buddha, tepatnya saat bulan Purnama Sidhi di bulan Waisak saat ia berusia 35 tahun.

Baca juga: Bodh Gaya, Tempat Siddharta Gautama Kali Pertama Menerima Wahyu

Penyebaran ajaran Buddha

Setelah mencapai pencerahan sempurna, Siddharta Gautama mendapat gelar Buddha Gautama, Sakyamuni, Tathagata (Ia Yang Telah Datang, Ia Yang Telah Pergi), Sugata (Yang Maha Tahu), Bhagava (Yang Agung).

Ia kemudian menelusuri dataran Gangga di tengah India.

Di sepanjang wilayah itulah Siddharta Gautama menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang dan ia terus menyebarkan ajarannya hingga meninggal dunia pada 486 SM.

Adapun isi khotbah yang Siddharta Gautama sampaikan mengenai Jalan Tengah yang ditemukannya, yaitu berupa Delapan Ruas Jalan Kemuliaan dan juga Empat Kebenaran Mulia yang menjadi pilar utama dari ajaran Buddha.

Sepeninggal Gautama, tidak ada penerus yang menyebarkan ajarannya karena mulai bermunculan aliran agama Buddha lainnya dalam kurun waktu 400 tahun.

Beberapa aliran agama Buddha adalah Buddha Nikaya dan Buddha Mahayana.

Buddha Mahayana sendiri masih tersisa sampai saat ini, yang merupakan gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru.

 

Referensi:

  • Hadiwijono, Harun. (2008). Agama Hindu dan Buddha. Jakarta: Gunung Mulia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com