KOMPAS.com - Peninggalan dari zaman kerajaan Hindu-Buddha banyak yang dapat dinikmati hingga saat ini.
Peninggalan yang kemudian menjadi sumber sejarah tersebut dapat berupa bangunan, seni rupa, seni pertunjukan, ataupun karya sastra.
Dalam bidang sastra sendiri, terdapat karya-karya tertulis berupa kitab dan kakawin (puisi Jawa Kuno) yang dikarang oleh para pujangga.
Meski begitu, tidak semua kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia mempunyai peninggalan berupa kitab.
Berikut ini daftar kitab peninggalan dari masa Hindu-Buddha di Indonesia.
Nama kitab | Pengarang | Nama kerajaan |
Kitab Negarakertagama | Mpu Prapanca | Kerajaan Majapahit |
Kitab Sutasoma | Mpu Tantular | Kerajaan Majapahit |
Kitab Pararaton | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Arjunawijaya | Mpu Tantular | Kerajaan Majapahit |
Kitab Tantu Panggelaran | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Panjiwijayakrama | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Usana Jawa | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Ranggalawe | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Sorandakan | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Sundayana | Tidak diketahui | Kerajaan Majapahit |
Kitab Bharatayudha | Mpu Sedah dan Mpu Panuluh | Kerajaan Kediri |
Kitab Kresnayana | Mpu Triguna | Kerajaan Kediri |
Kitab Smaradahana | Mpu Darmaja | Kerajaan Kediri |
Kitab Lubdhaka | Mpu Tanakung | Kerajaan Kediri |
Kitab Sumanasantaka | Mpu Monaguna | Kerajaan Kediri |
Kitab Hariwangsa | Mpu Panuluh | Kerajaan Kediri |
Kitab Gatotkacasraya | Mpu Panuluh | Kerajaan Kediri |
Kitab Writasanjaya | Mpu Tanakung | Kerajaan Kediri |
Kitab Arjunawiwaha | Mpu Kanwa | Kerajaan Kahuripan |
Kitab Sang Hyang Kamahayanikan Mantranaya | Tidak diketahui | Kerajaan Mataram Kuno |
Ramayana Kakawin | Tidak diketahui | Kerajaan Mataram Kuno |
Baca juga: Kitab Negarakertagama: Sejarah, Isi, dan Maknanya
1. Kitab Negarakertagama
Kitab kakawin karangan Mpu Prapanca yang menceritakan kehidupan Kerajaan Singasari adalah Negarakertagama.
Meskipun disebut sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit yang paling penting dan terkenal, kitab ini juga menguraikan tentang Kerajaan Singasari, yang merupakan pendahulunya.
Kitab Negarakertagama ditulis saat Kerajaan Majapahit diperintah oleh Prabu Hayam Wuruk.
Isinya menguraikan kisah keagungan Prabu Hayam Wuruk dan puncak kejayaan Kerajaan Majapahit.
Selain itu, kitab ini juga menceritakan banyak hal tentang Kerajaan Majapahit. Mulai dari asal-usul, hubungan keluarga raja, para pembesar negara, jalannya pemerintahan, serta kondisi sosial, politik, keagamaan, dan kebudayaan.
2. Kitab Sutasoma
Peninggalan Hindu-Budha di bidang sastra yang memuat istilah Bhineka Tunggal Ika adalah Kitab Sutasoma.
Kitab Sutasoma merupakan peninggalan sejarah dalam bentuk karya sastra dikarang oleh Mpu Tantular pada abad ke-14, lebih tepatnya ketika Majapahit diperintah oleh Prabu Hayam Wuruk.
Selain memuat istilah Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan NKRI, kitab ini juga menceritakan tentang kerukunan hidup beragama di Kerajaan Majapahit, khususnya antara Hindu dan Buddha.
Baca juga: Kitab Sutasoma: Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal Ika
3. Kitab Pararaton
Kitab Pararaton termasuk salah satu karya sastra peninggalan Kerajaan Majapahit yang terkenal.
Para sejarawan menduga kitab yang tidak diketahui pengarangnya ini ditulis pada sekitar 1481-1600 M.
Isi Kitab Pararaton dapat dibagi ke dalam dua bagian, di mana pada bagian pertama menceritakan tentang riwayat Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari, dan para raja penerusnya.
Sementara bagian kedua mengisahkan tentang kehidupan Kerajaan Majapahit. Mulai dari riwayat pendirinya, Raden Wijaya, hingga daftar raja-raja yang berkuasa dan pemberontakan yang berlangsung pada awal berdirinya kerajaan.
4. Kitab Bharatayudha
Masa pemerintahan Kerajaan Kediri kerap disebut sebagai zaman keemasan Jawa Kuno, karena menghasilkan karya-karya sastra berbentuk kakawin yang berkualitas tinggi.
Salah satu karya sastra yang dimaksud adalah Kitab Bharatayuddha, yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada zaman kekuasaan Raja Jayabaya (1135-1159 M).
Cerita Kitab Bharatayudha merupakan penggalan dari Kitab Mahabharata, yang mengisahkan tentang perang 18 hari antara Pandawa dan Kurawa di Padang Kuruksetra yang dikenal sebagai Perang Bharatayuddha.
Referensi: