Kelompok yang mengungsi ke Seljuk dipimpin oleh Ertugrul Sulaiman. Mereka mengabdi kepada Sultan Alauddin II dan turut membantu beberapa peperangan Seljuk.
Atas pengabdiannya tersebut, mereka kemudian dihadiahi sebuah tanah di Asia Kecil, dekat Bizantium, dan diberi otonomi khusus.
Lambat laun, kawasan tersebut kian berkembang. Bahkan, mereka juga dapat memperluas wilayah kekuasaan, termasuk menaklukkan Kota Bizantium.
Bahkan, kelompok ini juga diperbolehkan mencetak mata uang sendiri dengan menampilkan nama pimpinan mereka, yaitu Ertugrul Sulaiman.
Baca juga: Dinasti Seljuk, Pendiri Kekaisaran Islam Pertama di Turki
Pada 1280, pemimpin utama kelompok Oghuz meninggal dunia. Kepemimpinan kelompok Oghuz di kawasan otonominya kemudian diambil alih oleh Usman.
Di samping itu, Seljuk sering terlibat dalam peperangan dengan beberapa kekuasaan, termasuk Mongol.
Kondisi ini membuat Kesultanan Seljuk mulai melemah. Puncaknya, setelah Sultan Alauddin II meninggal dunia, terjadi serangan Mongol pada 1300.
Tidak lama setelah Sultan Alauddin meninggal, kondisi Seljuk semakin memburuk karena terjadi perpecahan yang membentuk kekuasaan-kekuasaan kecil.
Dalam fase ini, Usman muncul dengan memproklamasikan dirinya sebagai raja dari kerajaan baru yang kini dikenal dengan Turki Usmani pada sekitar akhir abad ke-13 hingga awal ke-14 Masehi.
Baca juga: Kalahnya Pasukan Mongol di Tanah Jawa
Munculnya kerajaan baru di bawah pimpinan Usman ternyata juga didukung oleh para petinggi Seljuk yang telah terpecah-pecah.
Dukungan petinggi-petinggi ini menjadikan wilayah-wilayah Seljuk bergabung dalam kekuasaan Turki Usmani.
Baca juga: Faktor Kemunduran Dinasti Turki Usmani
Referensi: