Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pengaruh Anaximander terhadap Iptek

Kompas.com - 25/05/2023, 12:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMULA saya kenal istilah melitus terbatas hanya sebagai nama sebuah jenis penyakit, yaitu diabetes. Ternyata melitus juga nama Latin untuk Melitos, sebuah kota pesisir barat Anatolia di lokasi yang kini menjadi Provinsi Aydin, Turkiye, di dekat muara Sungai Meandros di kawasan Karia kuno.

Di dalam Bahasa Turkiye, Melitus kini disebut sebagai Milet. Sebelum invasi Persia pada pertengahan abad ke-6 SM, Miletos adalah kota Yunani terbesar dan termakmur. Lebih besar dan lebih makmur ketimbang Athena dan Sparta.

Bukti pertama mengenai pemukiman awal di kota Melitus berasal dari masa neolitikum. Pada awal dan pertengahan Zaman Perunggu, kawasan ini dikuasai oleh Minoa. Pada abad ke-13 SM, muncul para penutur bahasa Luwia dari Anatolia selatan tengah yang menyebut diri mereka sebagai bangsa Karia.

Baca juga: Alasan Kemajuan Iptek Penting bagi Indonesia

Di kemudian hari orang Yunani tiba di Miletos tatkala kota ini sedang memberontak melawan Kekaisaran Het. Setelah keruntuhan Het, kota ini ditinggalkan para penghuninya pada abad ke-12 SM dan mulai dihuni kembali oleh orang Yunani Ionia, sekitar 1000 SM.

Pada abad ke-6 SM, Miletus menjadi tempat asal tradisi filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani, ketika Thales disusul oleh para muridnya, Anaximandros dan Anaximenes mulai memikirkan penjelasan rasional mengenai berbagai fenomena alam semesta.

Menurut fiskawan penggagas teori “loop quantum gravity” , Carlo Rovelli, Anaximandros alias Anaximander asal Miletus sebagai penggagas prinsip “to apeiron” adalah sang Bapak Iptek yang memiliki pengaruh sangat berarti terhadap pemikiran Archimedes, Pythagoras, Zeno, Platon, Aristoteles, Galileo Galilei, Kopernikus, Isaac Newton, Gottfried Wilhelm Leibniz, Charles Darwin, Max Planck, Niels Bohr, Albert Einstein, Richard Feynman, Stephen Hawking, dan tentu saja Carlo Rovelli.

Carlo Rovelli sedemikian mengagumi serta menghormati Anaximander sehingga merasa wajib menulis sebuah buku berjudul “Anaximander and The Birth of Science” yang panjang lebar berkisah khusus tentang sang tokoh pemikir asal Melitus yang implisit maupun eksplisit memengaruhi pemikiran iptek sampai ke masa kini bahkan juga diyakini akan berlanjut sampai ke masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com