Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibnu al-Quff, Ilmuwan Islam Perintis Embriologi Modern

Kompas.com - 18/04/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puncak peradaban Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, perdagangan, termasuk banyaknya ilmuan Muslim yang lahir.

Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M) di Baghdad, Irak, menjadi salah satu puncak peradaban Islam.

Pada masa itu, terjadi kemajuan dalam ilmu pengetahuan, filsafat, matematika, astronomi, dan kedokteran.

Banyak karya ilmiah kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan madrasah (pusat pembelajaran) didirikan sebagai lembaga pendidikan formal.

Sementara itu, puncak peradaban Islam juga terjadi di Spanyol (Al-Andalus), pada abad ke-8 hingga ke-15 Masehi.

Pada masa itu, terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, dan perdagangan.

Kota-kota seperti Cordoba, Granada, dan Sevilla menjadi pusat peradaban Islam, ditandai dengan keberadaan masjid-masjid megah, istana, perpustakaan, serta sistem irigasi yang maju.

Salah satu ilmuwan Islam yang berpengaruh bagi peradaban dunia adalah Ibnu Quff yang hidup pada masa kejayaan Islam di Spanyol.

Baca juga: Tokoh-tokoh Ilmuwan Islam di Bidang Matematika

Profil Ibnu Quff

Ibnu Quff bernama lengkap Amin ad-Dawla abu al-Faraj ibnu Muwaffaq Al-din Ya’qub ibnu Ishaq ibnu al-Quff.

Ia lahir pada 1233 Masehi di Kota Karak Yordania, 10 mil di sebelah timur laut Mati. Ibnu Quff meninggal dunia di Damaskus, Suriah, pada 1286 Masehi.

Ibnu Quff dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam bidang kedokteran dan pakar bidang embriologi pada zamannya, yakni sekitar abad ke-13 Masehi.

Ia adalah praktisi kedokteran yang sangat dihormati pada masanya dan telah membuat banyak kontribusi penting dalam bidang tersebut.

Baca juga: Al Battani, Astronom Muslim Penemu Jumlah Hari dalam Setahun

Sejak kecil, Ibnu Quff sudah tertarik pada bidang kedokteran meskipun ia bukan dari keluarga dokter.

Ia berkenalan dengan dunia kedokteran karena ayahnya memiliki teman akrab seorang dokter bernama Ibnu Usaibiah.

Kepada Ibnu Usaibiah, ia kemudian mulai belajar kedokteran dengan tekun dan penuh semangat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com