Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ibnu al-Quff, Ilmuwan Islam Perintis Embriologi Modern

Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M) di Baghdad, Irak, menjadi salah satu puncak peradaban Islam.

Pada masa itu, terjadi kemajuan dalam ilmu pengetahuan, filsafat, matematika, astronomi, dan kedokteran.

Banyak karya ilmiah kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan madrasah (pusat pembelajaran) didirikan sebagai lembaga pendidikan formal.

Sementara itu, puncak peradaban Islam juga terjadi di Spanyol (Al-Andalus), pada abad ke-8 hingga ke-15 Masehi.

Pada masa itu, terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, dan perdagangan.

Kota-kota seperti Cordoba, Granada, dan Sevilla menjadi pusat peradaban Islam, ditandai dengan keberadaan masjid-masjid megah, istana, perpustakaan, serta sistem irigasi yang maju.

Salah satu ilmuwan Islam yang berpengaruh bagi peradaban dunia adalah Ibnu Quff yang hidup pada masa kejayaan Islam di Spanyol.

Profil Ibnu Quff

Ibnu Quff bernama lengkap Amin ad-Dawla abu al-Faraj ibnu Muwaffaq Al-din Ya’qub ibnu Ishaq ibnu al-Quff.

Ia lahir pada 1233 Masehi di Kota Karak Yordania, 10 mil di sebelah timur laut Mati. Ibnu Quff meninggal dunia di Damaskus, Suriah, pada 1286 Masehi.

Ibnu Quff dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam bidang kedokteran dan pakar bidang embriologi pada zamannya, yakni sekitar abad ke-13 Masehi.

Ia adalah praktisi kedokteran yang sangat dihormati pada masanya dan telah membuat banyak kontribusi penting dalam bidang tersebut.

Sejak kecil, Ibnu Quff sudah tertarik pada bidang kedokteran meskipun ia bukan dari keluarga dokter.

Ia berkenalan dengan dunia kedokteran karena ayahnya memiliki teman akrab seorang dokter bernama Ibnu Usaibiah.

Kepada Ibnu Usaibiah, ia kemudian mulai belajar kedokteran dengan tekun dan penuh semangat.

Selain kepada Ibnu Usaibiah, ia juga belajar kepada dokter terkemuka di Yordania, bernama Ibnu Nafis.

Melalui kedua guru besar itu, Ibnu Quff menekuni ilmu kedokteran yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang dokter ahli.

Ia merupakan dokter yang ahli dalam bidang anatomi dan ilmu bedah.

Ibnu Quff juga pakar pada bidang embriologi yang menjadikannya sebagai pelopor embriologi modern.

Selain kedokteran, Ibnu Quff juga dikenal sebagai seorang filosof, sehingga karya-karyanya tidak saja berkenaan dengan kedokteran, tapi juga filsafat.

Sumbangan

Sumbangan terbesar Ibnu Quff adalah kemampuannya dalam menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan embrio sebagaimana yang diketahui pada masa modern ini.

Temuannya didapatkan setelah memadukan pengetahuannya dengan ayat Al-Quran yang membahas tentang perkembangan embrio.

Meskipun tanpa melihat langsung, ia dapat menjelaskan secara detail perkembangan janin mulai dari umur 7 hari hingga pembentukan organ tubuh selesai pada bulan ketujuh.

Ia juga menjelaskan bagaimana kondisi janin tertutup selaput sebanyak 3 lapis yang berfungsi untuk melindunginya selama dalam kandungan.

Selain tentang embrio, ia juga menyumbangkan pengetahuan tentang betapa pentingnya hubungan jantung dengan sistem pembuluh darah.

Meskipun belum ada alat canggih, ia mengerti bahwa adanya hubungan antara pembuluh darah arteri dan vena terhadap pembuluh kapiler dan katung jantung.

Penemuan Ibnu Quff ini benar-benar terbukti setelah 4 abad kemudian, setelah digunakannya mikroskop untuk membantu melihat hal itu.

Referensi:

  • Fatim, C,S. (2013). Ensiklopedia Penemuan Terhebat Ilmuwan Muslim. Jakarta: Nectar.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/18/090000979/ibnu-al-quff-ilmuwan-islam-perintis-embriologi-modern

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke