KOMPAS.com - Islam pernah menjadi peradaban yang sangat berpengaruh di dunia pada abad ke-10 hingga abad ke-13.
Hal itu disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan di pusat peradaban Islam yang berada di Baghdad pada era Dinasti Abbasiyah.
Daulah Abbasiyah disebut juga dengan istilah “The Golden Age” atau kala Islam mencapai masa keemasannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan ini menarik orang-orang dari berbagai wilayah di dunia untuk belajar di pusat peradaban Islam di Baghdad.
Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Pemerintahan Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad
Berikut ilmuwan muslim yang merupakan ahli matematika sekaligus penulis kitab aljabar:
Al-Khawarizmi memiliki nama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang lahir di kota Khwarizm, Uzbekistan, pada 780.
Ia merupakan ilmuwan matematika yang memperkenalkan aljabar dan hisan. Selain itu, ada juga cos, sin, dan tan dalam trigonometri.
Al-Khawarizmi berperan dalam memperkenalkan angka Arab melalui karyanya berjudul Kitab al-Jam’a wa-l-tafriq bi-?isab al-Hind.
Selain itu, penyusun kitab “Al-Jabar” atau Al Kitaab al muhtasar fii hisaab al jabr wa'l muqabaala adalah Al-Khawarizmi.
Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara
Kitab tersebut merupakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari persamaan linear dan persamaan kuadrat.
Al-Battani merupakan ahli astronomi dan matematikawan yang lahir di Harran, Turki, pada 858.
Dalam bidang matematika, Al-Battani berperan banyak dalam hal trigonometri, rumus sinus, dan cotangen.
Selain itu, Al-Battani menemukan suatu penemuan besar, yakni aphelium.
Aphelium adalah titik terjauh bumi saat mengelilingi matahari tiap tahunnya.
Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah
Al-Qalasadi bernama lengkap Abu Al-Hasan Ibnu Al-Qalasadi yang lahir di Bastah, Andalusia, pada 1412.