KOMPAS.com - Cowboy atau koboi adalah sebutan bagi para penggembala sapi yang menunggang kuda.
Mereka umumnya ditemukan di bagian Amerika Utara dan melakukan berbagai pekerjaan di peternakan.
Selain itu, para koboi sering dikisahkan sebagai sosok heroik dan gagah di cerita rakyat Amerika.
Baca juga: Abolisionisme, Penghapusan Perbudakan di Amerika Serikat
Asal-usul koboi dapat ditelusuri ketika bangsa Spanyol tiba di Amerika pada 1519 untuk melakukan kolonialisasi.
Di Amerika, orang-orang Spanyol membangun peternakan untuk memelihara ternak dan memenuhi kebutuhan hidup.
Salah satu hewan yang ada di peternakan adalah kuda, yang didatangkan langsung dari Spanyol.
Selanjutnya, budaya beternak meluas dan menjadi gaya hidup di Amerika bagian barat, wilayah kolonial Spanyol.
Pada awal 1700-an, praktik beternak ini telah meluas ke Texas, New Mexico, dan Arizona, bahkan sampai ke Meksiko dan Argentina.
Di Meksiko, para pemilik peternakan menyewa jasa orang lain untuk mengurus ternak-ternak mereka.
Orang-orang ini disebut Vaqueros, berasal dari bahasa Spanyol, "Vaca", yang artinya sapi. Para Vaqueros atau Cowboy memiliki keterampilan menggembala, tali-temali, dan menunggang kuda.
Baca juga: Amerigo Vespucci, Pelaut Spanyol di Balik Nama Amerika
Pada awal abad ke-19, orang-orang kulit putih Amerika melakukan migrasi besar-besaran ke Texas dan Meksiko, yang ketika itu masih di bawah kekuasaan Spanyol.
Tujuan mereka adalah untuk mencari tanah yang murah dan menghindari pajak di Amerika.
Para pendatang ini mengadopsi budaya beternak di Texas, yang tidak hanya sebatas pekerjaan, tetapi juga menjadi gaya hidup, yang salah satunya tercermin dalam gaya berpakaian mereka.
Meski saat itu perbudakan di Meksiko sudah dilarang, banyak orang Amerika yang bermigrasi membawa budak-budak mereka.
Pada 1825, 25 persen populasi Texas diisi oleh budak-budak kulit hitam. Kemudian, pada 1861, meletus Perang Saudara Amerika.