Meski perang itu tidak sampai di Texas, orang-orang kulit putih di sana tetap berangkat berperang bersama saudara-saudara mereka di bagian timur Amerika.
Baca juga: Perang Saudara Amerika: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak
Ketika berperang, mereka menugaskan para budak untuk menjaga ternak mereka. Para budak pun akhirnya meningkatkan keterampilan menggembala dan menunggang kuda.
Sejak persitiwa itu, para cowboy atau koboi bisa berasal dari semua kalangan, termasuk orang kulit hitam.
Pada 1890-an, pembangunan rel kereta di Amerika Serikat diperluas hingga mencakup hampir semua negara bagian.
Di samping itu, muncul sebuah keyakinan yang oleh orang Amerika disebut sebagai Manifest Destiny atau "takdir nyata".
Manifest Destiny adalah sebuah dogma atau keyakinan bahwa Amerika ditakdirkan untuk meluas melintasi benua.
Keyakinan ini menjadi dasar perluasan wilayah Amerika ke arah selatan, seperti memperluas wilayah Louisiana dan Texas, serta menjadi pembenaran dalam perang melawan Meksiko.
Para koboi ternyata memainkan peran penting dalam agenda Manifest Destiny. Merekabertugas menggiring dan mengumpulkan ribuan ternak untuk dinaikkan ke kereta, yang selanjutnya akan disebar dan dijual ke seluruh negeri.
Baca juga: Kenapa Hawaii Menjadi Bagian Amerika Serikat?
Para koboi umumnya adalah pria muda yang membutuhkan pekerjaan.
Mereka tidak hanya menggembala ternak, tetapi juga merawat kuda dan membantu pekerjaan lainnya, seperti membangun pagar dan memperbaiki rumah.
Beberapa koboi bahkan terlibat dalam pendirian sebuah kota di perbatasan.
Mereka melakukan kerja fisik yang melelahkan selama 15 jam sehari.
Di sela-sela bekerja, para koboi menghibur diri dengan bernyanyi, bermain gitar, dan berpuisi.
Beberapa atribut khas yang dipakai oleh koboi yaitu:
Baca juga: Suku Indian, Penduduk Asli Benua Amerika