Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ritual Buka Tableg dalam Masyarakat Jawa

Kompas.com - 09/04/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Buka tableg merupakan sebuah ritual yang dilakukan masyarakat Jawa dalam mendirikan sebuah tempat tinggal.

Masyarakat Indonesia, selain terdiri dari ragam suku bangsa dan agama, juga memiliki keragaman dalam hal kepercayaan.

Kepercayaan yang terdapat dalam budaya masyarakat Indonesia sangatlah beragam, misalnya dalam hal mendirikan tempat tinggal.

Masyarakat Jawa juga memiliki kepercayaan berupa buka tableg dalam prosesi mendirikan sebuah bangunan tempat tinggal.

Baca juga: Peristiwa Besar di Balik Ucapan Minal Aidin wal Faizin

Latar belakang ritual buka tableg

Masyarakat Jawa sangat menyadari bahwa kehidupan ini terdiri dari dua jenis, kehidupan lahiriah dan kehidupan batiniah.

Hal ini berkaitan pula dalam upaya mendirikan tempat tinggal. Masyarakat Jawa meyakini bahwa tempat tinggal yang dibangun tidak hanya dihuni makhluk lahiriah, tetapi juga batiniah.

Kedekatan rohaniah yang dirasakan masyarakat Jawa kemudian melahirkan sebuah tradisi berupa ritual-ritual untuk dua kehidupan, yaitu lahir dan batin.

Tujuan adanya ritual buka tableg adalah keselamatan dan kenyaman bagi makhluk yang akan turut mendiami bangunan tempat tinggal selain manusia.

Kesadaran batiniah inilah yang kemudian oleh masyarakat Jawa disebut dengan pramana, yaitu wujud kewaspadaan dalam menjalani hidup, termasuk dalam pendirian tempat tinggal.

Ritual ini dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari budaya Islam yang turut berkembang pesat di Nusantara.

Kemudian, buka tableg atau buka pendeman diwarnai dengan ritual keislaman berupa dzikir dan doa-doa.

Selain dzikir dan doa-doa, penentuan waktu dalam ritual buka tableg juga dipengaruhi budaya Islam yang ditandai dengan patokan bulan Hijriah.

Oleh karena itu, dalam ritual ini, tokoh yang dilibatkan umumnya adalah para kyai atau orang yang dinilai memiliki kompetensi dalam dunia batiniah.

Baca juga: Merunut Sejarah Halal Bihalal, dari Soekarno hingga Penjual Martabak

Praktek Buka Tableg

Buka tableg memiliki arti kata buka atau membuka dan tableg yang berarti pondasi.

Oleh karena itu, buka tableg dapat dimaknai sebagai memulai, menggali, atau membuka pondasi.

Pondasi yang dimaksud adalah pondasi bangunan tempat tinggal, termasuk rumah yang dipendam dalam tanah.

Oleh karena itu, ritual buka tableg juga akrab dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ritual buka pendeman yang memiliki makna sama.

Dalam membuka atau menggali tanah yang akan dijadikan pondasi rumah, masyarakat Jawa akan melakukan ritual terlebih dahulu.

Sebelum melakukan ritual, hal yang mendasar seperti waktu pelaksanaan buka tableg juga ditentukan dalam bulan-bulan khusus.

Dalam penentuan hari dan bulan dalam pelaksanaan ritual, masyarakat menggunakan ilmu titen yang dijadikan patokan hari baik dan buruk.

Baca juga: Perang Ketupat, Tradisi Unik Menjelang Ramadhan

Setelah menentukan waktu yang dianggap tepat, pemilik bangunan akan melakukan semacam sedekah atau hajatan dengan mengundang tetangga dan sanak famili.

Selain itu, ada sajian yang disebut dengan ubarampe untuk dihidangkan sebagai simbol dari kedekatan manusia dengan alam.

Hal yang tak dapat dijangkau ini dimaknai dengan konsep manunggaling kawula gusti, bahwa mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sang pencipta.

Ketika semua syarat dan persiapan telah dipenuhi, barulah kyai atau orang yang berkompeten membuka acara ritual tersebut beserta dengan maksud dan tujuannya.

Umumnya, acara ini diselenggarakan di hamparan tanah atau lokasi, di mana buka tableg akan dilakukan dengan membentangkan tikar sebagai alasnya.

Baca juga: Tradisi Ela-ela, Cara Masyarakat Ternate Menyambut Lailatul Qodar

Referensi:

  • Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama R. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara Edisi Budaya. Jakarta Pusat: Kemenag RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com