Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Sungkeman, dari Budaya Jawa jadi Kelaziman Idul Fitri

Kompas.com - 06/04/2023, 22:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Sungkeman atau dipersingkat sungkem menjadi kelaziman saat perayaan Idul Fitri.

Biasanya, sungkeman dilakukan usai seseorang melaksanakan salat Idul Fitri.

Sungkeman berarti sembah bakti dan penghormatan.

Sungkeman terjadi antara pihak yang muda usia kepada orangtua.

Yang muda bersikap merendah dengan badan turun kemudian menempatkan tangan dan kepala di pangkuan orangtua.

Pihak orangtua menumpangkan tangan seraya mengucapkan doa dan harapan baik.

Baca juga: Prosesi Pengajian hingga Sungkeman Berjalan Haru, Kiky Saputri Tak Kuat Tahan Air Mata

Sungkeman

Sungkeman atau sungkem menurut catatan laman Kompas.com edisi 11 Desember 2022 menyebut posisi yang melakukan sungkeman adalah bersimpuh.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa sungkeman populer dari budaya Jawa di masa Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Mangkunegara I dari Solo pada 1930.

Momen sungkeman atau sungkem tentu saja menjadi wujud membersihkan hati dan menyucikan diri dari segala kesalahan, sengaja maupun tak sengaja.

Dengan sungkeman, semua dosa dan hal negatif lainnya akan hilang.

Ini tentu akan jadi solusi untuk hubungan keluarga yang dulunya sempat retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com