Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Raden Wijaya Menghadapi Kedatangan Pasukan Mongol di Singasari

Kompas.com - 18/10/2022, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang bertakhta sejak 1293 hingga 1309 M.

Sebelum menjadi petinggi Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya lebih dulu bekerja sebagai panglima perang di Kerajaan Singasari.

Ketika Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya harus melakukan perjalanan panjang demi membalaskan dendamnya.

Niatan dendam tersebut kemudian dipermudah setelah datangnya pasukan Mongol di Singasari.

Lalu, bagaimana cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Kerajaan Singasari?

Baca juga: Raden Wijaya, Pendiri Kerajaan Majapahit

Bersekutu

Cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Singasari adalah dengan bersekutu bersama mereka.

Kerajaan Singasari mulai mengalami kejatuhan akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1292.

Jayakatwang menyerang Kertanegara karena dihasut untuk membangkitkan Kerajaan Kediri, yang telah dihancurkan oleh Ken Arok, pendiri Singasari pada 1222.

Jayakatwang menyerang Kerajaan Singasari sejak bulan Mei hingga Juni 1292.

Waktu itu, Raden Wijaya diperintah oleh mertuanya, Raja Kertanegara, yang merupakan pemimpin Kerajaan Singasari untuk menghadapi serangan dari musuh bersama pasukan Singasari.

Akan tetapi, pada akhirnya Kerajaan Singasari runtuh sehingga Raden Wijaya bersama ketiga sahabatnya, yaitu Sora, Nambi, dan Ranggalawe melarikan diri.

Mereka kemudian diperbolehkan berlindung di Sumenep oleh Arya Wiraraja.

Atas saran serta bantuan dari Arya, Raden Wijaya mengaku ingin mengabdikan diri bekerja bersama Jayakatwang dan diterima.

Dia kemudian diberi sebuah wilayah yang bernama Hutan Tarik.

Ketika sedang membabat Hutan Tarik untuk dijadikan pedesaan, Raden Wijaya menemukan buah maja yang memiliki rasa sangat pahit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com