Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Kolonial Portugis yang Memicu Perlawanan Lokal

Kompas.com - 18/10/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Portugis dengan dipimpin Alfonso de Albuquerque, kali pertama datang ke Indonesia, tepatnya di Malaka, pada 1511. 

Tujuan kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia adalah untuk mencari rempah-rempah yang waktu itu sangat dibutuhkan oleh Eropa.

Oleh sebab itu, untuk bisa menguasai rempah-rempah di Nusantara, bangsa kolonial Portugis menerapkan beberapa kebijakan tertentu yang pada akhirnya justru menimbulkan konflik.

Lantas, apa saja kebijakan kolonial Portugis yang memicu terjadinya perlawanan lokal?

Baca juga: Kapan Bangsa Portugis Sampai di Maluku?

Melakukan monopoli perdagangan

Kebijakan kolonial Portugis yang memicu terjadinya perlawanan lokal adalah melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Setelah berhasil menaklukkan Malaka pada 1511, bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque berencana untuk mengirimkan tiga armada untuk membangun monopoli perdagangan.

Dua armada dikirim ke Maluku untuk mencari cengkeh dan satu armada ke Sunda Kelapa untuk mencari lada.

Akan tetapi, armada ketiga yang rencananya akan dikirim ke Timor untuk memonopoli perdagangan kayu cendana tidak terlaksana karena kekurangan kapal.

Baca juga: Monopoli Perdagangan Rempah-rempah di Maluku

Maluku

Pada 1512, Alfonso de Albuquerque mengirim tiga kapal layar yang dipimpin oleh Antonio de Abreu untuk membangun monopoli perdagangan di Maluku.

Namun, dua dari tiga kapal tersebut karam dalam perjalanan, sedangkan satu kapal berhasil berlabuh di Maluku dan menjalin hubungan dagang dengan Sultan Aby Lais.

Pada waktu itu, Sultan Ternate berjanji akan memberi cenkeh kepada Portugis setiap tahunnya dengan syarat dibangunnya benteng di Pulau Ternate.

Alhasil, sejak 1522 hingga 1570, terjalin hubungan dagang antara Portugis dan Ternate.

Akan tetapi, pada akhirnya, hubungan dagang ini memicu terjadinya perlawanan dari Ternate karena Portugis terus berupaya melakukan monopoli.

Konflik antara Ternate dengan Portugis pun mencapai puncak pada masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1584), di mana hak monopoli Portugis akhirnya dihapus.

Baca juga: Monopoli Perdagangan pada Masa Penjajahan

Sunda Kelapa

Armada yang dikirim ke Sunda Kalapa pada 1513 terdiri dari empat kapal layar yang dipimpin oleh De Alvin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com