Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Raden Wijaya Menghadapi Kedatangan Pasukan Mongol di Singasari

Sebelum menjadi petinggi Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya lebih dulu bekerja sebagai panglima perang di Kerajaan Singasari.

Ketika Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya harus melakukan perjalanan panjang demi membalaskan dendamnya.

Niatan dendam tersebut kemudian dipermudah setelah datangnya pasukan Mongol di Singasari.

Lalu, bagaimana cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Kerajaan Singasari?

Bersekutu

Cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Singasari adalah dengan bersekutu bersama mereka.

Kerajaan Singasari mulai mengalami kejatuhan akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1292.

Jayakatwang menyerang Kertanegara karena dihasut untuk membangkitkan Kerajaan Kediri, yang telah dihancurkan oleh Ken Arok, pendiri Singasari pada 1222.

Jayakatwang menyerang Kerajaan Singasari sejak bulan Mei hingga Juni 1292.

Waktu itu, Raden Wijaya diperintah oleh mertuanya, Raja Kertanegara, yang merupakan pemimpin Kerajaan Singasari untuk menghadapi serangan dari musuh bersama pasukan Singasari.

Akan tetapi, pada akhirnya Kerajaan Singasari runtuh sehingga Raden Wijaya bersama ketiga sahabatnya, yaitu Sora, Nambi, dan Ranggalawe melarikan diri.

Mereka kemudian diperbolehkan berlindung di Sumenep oleh Arya Wiraraja.

Atas saran serta bantuan dari Arya, Raden Wijaya mengaku ingin mengabdikan diri bekerja bersama Jayakatwang dan diterima.

Dia kemudian diberi sebuah wilayah yang bernama Hutan Tarik.

Ketika sedang membabat Hutan Tarik untuk dijadikan pedesaan, Raden Wijaya menemukan buah maja yang memiliki rasa sangat pahit.

Konon, dari buah inilah lahir nama Majapahit.

Walaupun Raden Wijaya bekerja di bawah Jayakatwang, dia tetap mengingat misi utamanya, yaitu membalas dendam kepada Jayakatwang dan merebut takhtanya.

Seakan mendapat kesempatan emas, tibalah pasukan Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menghukum Kertanegara.

Namun, karena Kertanegara sudah wafat, sebanyak 20.000 pasukan Mongol ini kemudian diajak bersekutu oleh Raden Wijaya untuk melawan Jayakatwang.

Berkhianat

Raden Wijaya juga mengatakan bahwa apabila mereka berhasil menang, Raden Wijaya bersedia tunduk pada Kubilai Khan.

Akan tetapi, Raden Wijaya justru mengkhianati janjinya terhadap Kubilai Khan.

Setelah Jayakatwang berhasil disingkirkan, Raden Wijaya justru menyerang pasukan Mongol.

Serangan mendadak yang dilakukan Raden Wijaya pun membuat pasukan Mongol kewalahan dan memilih untuk meninggalkan Jawa.

Setelah pasukan Mongol pergi, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293 dan mengangkat dirinya sebagai raja.

Referensi:

  • Isnaini, Danik. (2019). Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/18/190000879/cara-raden-wijaya-menghadapi-kedatangan-pasukan-mongol-di-singasari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke