KOMPAS.com - Corak kehidupan manusia purba yang paling sederhana adalah berburu dan mengumpulkan atau disebut food gathering.
Pada masa itu, manusia purba hidup secara berpindah-pindah tempat atau nomaden.
Sejak periode awal munculnya peradaban manusia ini pula, manusia purba hidup berpindah-pindah secara berkelompok.
Lantas, mengapa manusia purba memiliki kecenderungan hidup berkelompok?
Baca juga: Ciri-ciri Kehidupan Manusia Purba pada Masa Food Gathering
Manusia purba memiliki kecenderungan hidup berkelompok. Kecenderungan ini didorong oleh kebutuhan mencari makan.
Pada awal kemunculannya, segala daya manusia ditujukan untuk berhasilnya usaha memenuhi kebutuhan makan.
Manusia saat itu juga sangat bergantung pada kondisi alam karena kemampuan mereka dalam segala hal masih terbatas.
Oleh karenanya, manusia hidup secara berkelompok agar lebih mudah mendapatkan makanan.
Baca juga: Sistem Pembagian Kerja pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa berburu dan meramu, perburuan dilakukan oleh anggota kelompok laki-laki, yang hasilnya dibagi bersama.
Perburuan dilakukan menggunakan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu.
Alat-alat tersebut digunakan untuk membuat tombak atau jebakan yang dipasang pada lubang-lubang yang telah disediakan.
Sedangkan anggota kelompok perempuan bertugas mengumpulkan makanan seperti tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian.
Meski tidak membutuhkan banyak tenaga seperti halnya berburu, peran kelompok perempuan sangat penting dalam memilih tumbuhan yang aman dimakan.
Selain itu, hidup berkelompok merupakan upaya yang dilakukan manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Baca juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Masa Berburu dan Meramu
Pada awal kemunculannya, manusia menghadapi banyak ancaman yang utamanya datang dari binatang liar yang diburunya dan bencana alam sekitarnya.