KOMPAS.com - Pada masa berburu dan meramu (food gathering), manusia purba sangat menggantungkan diri pada kondisi alam.
Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada masa berburu dan meramu adalah hidup secara berpindah-pindah atau nomaden guna mencari daerah baru yang dapat memberi mereka sumber makanan.
Pasalnya, kemampuan mereka dalam memanfaatkan bahan yang disediakan alam masih sangat terbatas.
Makanan yang dikumpulkan langsung dimakan karena belum mengenal api dan teknik pengolahan menjadi masakan.
Meski kehidupannya masih sangat sederhana, masyarakat masa berburu dan meramu telah mengenal sistem pembagian kerja.
Baca juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Masa Berburu dan Meramu
Pada masa berburu dan meramu, manusia hidup dalam kelompok-kelompok guna membekali diri menghadapi lingkungan sekelilingnya.
Selain binatang buas, ancaman bagi mereka adalah bencana yang ditimbulkan oleh alam, seperti halnya letusan gunung api.
Segala daya manusia pun ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, hingga tercipta pembagian kerja.
Pembagian kerja di kalangan manusia purba pada masa food gathering atau berburu dan meramu didasarkan pada jenis kelamin.
Kelompok laki-laki bertugas melakukan pemburuan, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan yang tidak memerlukan tenaga terlalu besar.
Kelompok laki-laki memburu hewan dengan peralatan yang diciptakan secara sederhana.
Baca juga: Ciri-ciri Kehidupan pada Masa Berburu Tingkat Lanjut
Peneliti menduga bahwa peralatan berburu mereka terdiri dari gada, kayu, alat dari tulang, dan jebakan.
Namun, bukti yang ditemukan hanya terdiri dari batu-batu bulat yang diikat dan dipakai untuk menjerat, karena peralatan dari kayu umumnya telah musnah.
Perburuan dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama-sama.
Sedangkan kelompok perempuan bertugas mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian, buah-buahan, keladi, daun-daunan, siput, dan kerang.