Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mochtar Apin, Tokoh Aliran Seni Lukis Kubisme Indonesia

Kompas.com - 13/04/2022, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mochtar Apin adalah salah satu seniman lukis terkenal di Indonesia dan pengajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bersama dengan Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, dan Baharuddin Marasutan, ia mendirikan organisasi Gelanggang pada 1946.

Gelanggang adalah organisasi seniman yang mengusung atau memperjuangkan modernitas dan kebebasan berkespresi.

Mochtar Apin juga dikenal sebagai tokoh aliran seni lukis Kubisme dari Indonesia, yang pernah mendapatkan penghargaan dari Eropa dan Australia.

Baca juga: Aliran Seni Kubisme: Sejarah, Tokoh, Ciri-ciri, dan Jenis

Pendidikan

Lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada 23 Desember 1923, Mochtar Apin merupakan anak dari seorang pegawai kereta api.

Ia mengenyam pendidikan dasar di Indonesisch Nederlansche School (INS) Kayutaman, Sumatera Barat selama tiga tahun (1930-1933).

Setelah dari INS Kayutaman, Mochtar Apin melanjutkan pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Muara Enim, Sumatera Selatan (1933-1937).

Dari Muara Enim, Mochtar Apin belajar di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Jakarta hingga 1941.

Selama di Jakarta, Mochtar Apin juga belajar menggambar dengan JV Lookeren yang merupakan guru seni dari Eropa dan HV Verlthuijen, seorang pelukis asal Belanda. 

Sejak masih sekolah, Mochtar Apin telah menunjukkan minat di dunia seni lukis. Antara 1940-1941, ia pernah ikut dalam pameran Persagi dan juga kerap mengadakan pameran tunggal.

Baca juga: Gregorius Sidharta, Tokoh Pembaruan Seni Patung Indonesia

Saat Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, Mochtar Apin bekerja di pusat kebudayaan buatan Jepang, Keimin Bunka Shidoso.

Selama bekerja di Keimin Bunka Shidoso, ia juga belajar melukis dengan Soebanto Suryosubrandio.

Setelah Indonesia merdeka, Mochtar Apin bekerja sebagai editor sebuah jurnal Nusantara.

Pada 1946, ia bersama Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, Baharuddin Marasutan, mendirikan organisasi Gelanggang.

Organisasi Gelanggang adalah organisasi seniman yang mengusung atau memperjuangkan modernitas dan kebebasan berkespresi.

Dua tahun kemudian, Mochtar Apin bekerja untuk majalah berkala pembangunan dan Gema Nusantara.

Meski demikian, Mochtar Apin tetap berkarya di bidang kesenian dan mengadakan pameran di Jakarta pada 1943 dan 1947.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Seni Grafis Indonesia

Belajar di Eropa

Pada 1948, Mochtar Apin menjadi mahasiswa Universitas Indonesia, yang kemudian berubah menjadi Institut Teknologi Bandung pada 1959.

Ia belajar di bawah bimbingan Ries Mudler, seorang dosen yang juga pelukis dari Belanda.

Lulus dari ITB pada 1951, Mochtar Apin mendapat beasiswa untuk belajar di Kunstnijverheidsschool Quellinus, Belanda, hingga 1953. 

Selesai di Belanda, ia menjadi mahasiswa di Cole Nationale Superieure des Beaux-Arts, Paris, Perancis.

Mochtar Apin memang selalu berkeinginan untuk keliling Eropa guna melihat perkembangan seni dan mengunjungi berbagai museum di sana.

Selama di Perancis inilah, seni Eropa memengaruhinya dalam menciptakan berbagai karyanya.

Mochtar Apin diketahui menjadi pengagum besar seni optik Victor Vasarely, saat tinggal di Perancis.

Mochtar Apin selesai belajar di Perancis pada 1957. Ia kembali mendapatkan beasiswa untuk belajar di Akademie der Kunste di Berlin, Jerman Barat, dan selesai pada 1958.

Baca juga: Biografi Basuki Abdullah, Duta Seni Lukis Indonesia

Kembali ke Indonesia

Pada Mei 1958, Mochtar Apin kembali ke Indonesia dan bergabung dengan staf pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pengajar seni terkemuka.

Hingga 1966, Mochtar Apin bekerja sebagai Kepala Bagian Grafis dari Departemen Seni Rupa.

Selain itu, dengan seluruh pengetahuan yang telah ia serap di Eropa, Mochtar Apin menggunakannya untuk memajukan dunia seni di Tanah Air.

Selain mengajar, ia pun aktif melukis dan menggelar pameran tunggal. Selama masa hidupnya, Mochtar Apin juga mendapatkan berbagai penghargaan atas dedikasinya di bidang kesenian, baik dari dalam maupun luar negeri.

Setelah puluhan tahun berkecimpung di dunia seni lukis, Mochtar Apin meninggal pada 1 Januari 1994 di Bandung di usia 70 tahun.

Baca juga: Srihadi Soedarsono, Legenda Seni Lukis Indonesia

Pameran Mochtar Apin

  • Pameran tunggal di Amsterdam dan Den Haag (1953)
  • Pameran tunggal di Paris (1956)
  • Pameran tunggal di Bangkok (1968, 1969, 1971)
  • Pameran tunggal in Jakarta (1976)
  • Pameran tunggal "Retrospektif 1940-1988" di Bandung (1986), Jakarta (1989) dan Yogyakarta (1990)
  • Pameran Lukisan Seniman Bandung (21-28 Desember 1986)

Penghargaan Mochtar Apin

  • Beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk menempuh pendidikan di Paris, Perancis (1953-1957)
  • Beasiswa dari Deutsche Akademie der Kunste, Berlin, Jerman Barat (1957-1958)
  • Beasiswa dari Perancis untuk belajar litografi/offset/teknik seni grafis di Paris (1968)
  • Penghargaan kebudayaan dari pemerintah Australia (1974)

 

Referensi:

  • Supriyanto, Enin. (2000). Setengah Abad Seni Grafis Indonesia. Jakarta: Bentara Budaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com