Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia

Kompas.com - 28/10/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.comAffandi Koesoema atau yang akrab disapa Affandi adalah salah satu pelukis Indonesia yang paling terkenal. Namanya melejit hingga ke kancah internasional.

Kiprah internasionalnya terlihat tahun 1950-an, di mana Affandi banyak mengadakan pameran tunggal di India, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat.

Semasa hidupnya, Affandi telah melahirkan lebih dari 2.000 lukisan. Oleh sebab itu, ia disebut sebagai pelukis yang produktif.

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari Indonesia dalam aliran romantisme.

Baca juga: Tokoh Pelukis Aliran Surealisme di Dunia

Kehidupan Awal

Affandi Koesoema atau Affandi lahir di Cirebon, 18 Mei 1907.

Ia merupakan putra dari R Koesoema, seorang mantri ukur di Pabrik Gula di Ciledug, Cirebon.

Semasa kecil, Affandi termasuk seseorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi.

Ia mengenyam pendidikan di HIS, MULO, dan AMS.

Karier

Sebelum mulai melukis, Affandi sempat bekerja sebagai seorang guru.

Selain itu, Ia juga pernah bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame di bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung.

Akan tetapi, pekerjaan tersebut tidak bertahan lama, karena Affandi lebih tertarik di bidang seni lukis.

Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung. Kelompok Lima Bandung adalah kelompok lima pelukis yang ada di Bandung.

Kelima pelukis tersebut adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, Wahdi Sumanta, dan Affandi.

Sejak bergabung dalam Kelompok Lima Bandung, kiprah Affandi dalam seni lukis mulai berkembang.

Ia mengadakan pameran tunggal perdananya tahun 1943 di Gedung Poetera Djakara.

Tokoh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansoer ikut ambil peran dengan memimpin Seksi Kebudayaan Poetera.

Dalam Seksi Kebudayaan Poetera, Affandi berperan sebagai tenaga pelaksana.

Kemudian, pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia, banyak pelukis yang ambil bagian.

Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok banyak bertuliskan kata-kata “Merdeka atau Mati!”.

Kata-kata tersebut diambil dari penutup pidato Bung Karno bertajuk Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com