Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurt Cobain dan Kejayaan Singkat Nirvana

Kompas.com - 02/04/2022, 10:00 WIB
Gibran Aulia Muhammad,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Pada 1992, nama Nirvana semakin melambung. Mereka banyak tampil di pertunjukan, melangsungkan tur Eropa, dan tampil dalam sampul majalah terkemuka, Rolling Stone.

Pada 1993, yang dapat disebut sebagai puncak kesuksesan Nirvana, album In Utero rilis. Di sisi lain, album ini juga sebagai penanda kemerosotan Nirvana.

Kecanduan heroin

Meski telah sukses bersama Nirvana, masa lalu menyakitkan membentuk Kurt Cobain menjadi pribadi yang penuh konflik internal.

Bahkan, kepopuleran Nirvana tidak berhasil memperbaiki dirinya. Kurt Cobain sering tidak kuasa menahan kondisi kejiwaannya, bahkan ketika sedang di atas panggung bersama Nirvana.

Ia diketahui pernah membanting gitarnya tanpa alasan yang jelas. Sayangnya, untuk mengatasi semua masalahnya, Kurt Cobain memilih heroin.

Kecanduannya akan narkoba menyebabkan Lembaga Pelayanan Anak memisahkan Kurt Cobain dengan anaknya karena alasan kesehatan.

Baca juga: Kritik Musik: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Penulisannya

Oleh pengadilan, Kurt Cobain dan istrinya dilarang menemui anak mereka tanpa seizin hakim.

Peristiwa ini tentu menambah daftar panjang kekecewaan Kurt Cobain terhadap dunia, pada keluarganya, industri musik, dan pada dirinya sendiri.

Ia mulai menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak mampu membangun keluarga dan membesarkan anaknya.

Kekecewaan serta ketidakmampuan mengatasi segala persoalan menyebabkan Kurt Cobain semakin terpuruk dan berimbas pada karier Nirvana.

Bunuh diri di usia muda

Pada September 1993, selesai melakukan tur di Inggris, kondisi Kurt Cobain memburuk dan harus direhabilitasi.

Namun, saat menjadi pasien rehabilitasi di Exodus, Marina Del Rey, ia kabur ke Seattle. Ia sempat menelepon istrinya di Los Angeles, tetapi tidak diangkat.

Baca juga: Perkembangan Musik Era Renaisans

Sejak itu, Kurt Cobain menghilang. Istri dan rekan-rekannya berusaha mencari ke banyak tempat, tetapi upaya pencarian mereka tidak membuahkan hasil.

Pada 8 April 1994, Kurt Cobain ditemukan tewas di rumahnya dengan senapan panjang di tangannya.

Diduga, ia tewas tiga hari sebelumnya dengan cara menembakkan senapan ke mulutnya. Bersama senapannya, ditemukan sebuah surat untuk istrinya.

Dalam suratnya, Kurt Cobain menulis permohonan kepada istrinya untuk membesarkan anaknya, dan mengatakan bahwa hidup mereka akan lebih bahagia tanpa dirinya.

Bersamaan dengan kematian Kurt Cobain, karier Nirvana juga berhenti. Meski kejayaannya hanya berjalan singkat, Kurt Cobain dan Nirvana telah menorehkan banyak karya serta mengubah wajah musik dunia.

 

Referensi:

  • Chocky, Gilbert. (2017). Kurt Cobain. Yogyakarta: Shira Media Group.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com