Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekaisaran Babilonia Baru: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kompas.com - 16/02/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Setelah Nabopolassar meninggal pada 605 SM, putranya yang bernama Nebukadnezar II naik takhta.

Nebukadnezar II memperluas wilayah Babilonia Baru hingga berhasil menguasai seluruh Mesopotamia pada 572 SM.

Perluasan wilayah Babilonia Baru ini juga dibarengi dengan perkembangan di bidang ekonomi, yang mengandalkan pada bidang agraris dan perdagangan.

Babilonia Baru memanfaatkan Sungai Eufrat untuk pengairan bagi pertaniannnya yang semakin maju.

Selain itu, pemerintah juga membangun bendungan dan kolam untuk mencegah banjir serta mengatur debit air sungai.

Di bidang ilmu pengetahuan, Babilonia Baru berperan dalam perkembangan ilmu astronomi, matematika, dan arsitektur.

Baca juga: Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris: Babilonia Lama

Ilmu astronomi Babilonia Baru menciptakan sistem zodiak yang didasarkan pada rasi bintang.

Bahkan ilmu astronomi masa Babilonia Baru dipercaya sebagai dasar perkembangan ilmu astronomi di peradaban lain di seluruh dunia.

Sementara pada bidang matematika, peradaban Babilonia Baru mampu menentukan nilai akar kuadrat dan menerapkan sistem phytagoras.

Di bidang teknologi arsitektur, peradaban Babilonia Baru mampu mendirikan bangunan monumental, seperti Menara Babel dan Taman Gantung.

Taman Gantung adalah peninggalan Babilonia Baru yang dibangun pada masa pemerintahan Nebukadnezar II untuk menghibur permaisurinya yang merindukan kampung halamannya.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Sumeria: Penemuan dan Hasil Kebudayaan

Runtuhnya Babilonia Baru

Setelah beberapa dekade menjadi peradaban yang maju, Babilonia Baru kemudian dipimpin oleh Nabondius (556-539 SM).

Nabondius memerintah Babilonia Baru setelah menggulingkan pemerintahan Labashi Marduk, yang belum cukup umurnya saat menjadi raja.

Selama Nabondius memerintah, rakyat Babilonia Baru tidak puas dan resah karena pemerintahannya yang keras.

Selain itu, Nabondius juga menindas semua pendukung dan keluarga dari Labashi Marduk, yang membuat Imamat Marduk membenci Nabondius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com