KOMPAS.com - Dinasti Ayyubiyah adalah dinasti Islam yang didirikan pada abad ke-12 oleh Salahuddin Al-Ayyubi, seorang keturunan kurdi.
Salahuddin mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir setelah mengakhiri eksistensi kekuasaan Dinasti Fatimiyah.
Sebelum mendirikan dinasti, Salahuddin merupakan seorang wazir atau pejabat tinggi di pemerintahan Dinasti Fatimiyah.
Dalam perkembangannya, Dinasti Ayyubiyah kemudian menjadi sebuah dinasti besar yang mengalami berbagai kemajuan dan berkuasa selama 75 tahun.
Adapun wilayah kekuasaaan Dinasti Ayyubiyah mencakup Afrika Utara, Persia, Palestina, hingga Syam.
Selain berhasil menguasai berbagai wilayah, para penguasa Ayyubiyah juga sangat memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan.
Baca juga: Dinasti Ayyubiyah: Sejarah, Masa Kejayaan, Raja-raja, dan Keruntuhan
Maka tidak heran, apabila kota-kota besar di wilayah Dinasti Ayyubiyah dibangun sebagai pusat intelektual dengan berbagai lembaga pendidikan.
Di Damaskus, Aleppo, Yerusalem, Kairo, Iskandariyah, hingga Hijaz, dibangun madrasah keilmuan untuk menunjang pendidikan bagi warga setempat.
Berikut daerah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah.
Penaklukan wilayah Afrika Utara, terutama di sebelah barat Mesir disebabkan oleh perkara suku lokal, terutama di wilayah Barqa.
Suku lokal di Barqa sering melakukan perampokan, penjarahan, dan penyerangan terhadap para musafir atau para pedagang yang melewati wilayah tersebut.
Khalifah Salahuddin pun kemudian mengirimkan ultimatum pada 1171, yang diteruskan dengan invasi militer pada 1172.
Penaklukan wilayah ini berakhir pada 1188, setelah Ayyubiyah merebut Kota Kaidouan di Tunisia dari kekuasaan Muwahhidun, Wangsa Dinasti Berber.
Baca juga: Biografi Salahuddin Al Ayyubi, Pendiri Dinasti Ayyubiyah
Salahuddin Al-Ayyubi mengincar menguasai wilayah Arab Barat, terutama Yaman dan Hijaz.
Ia berkeinginan menguasai Yaman karena akan dijadikan sebagai wilayah pelarian apabila pusat pemerintahan Ayyubiyah di Mesir terancam.