Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani

Kompas.com - 03/12/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Setelah 53 hari dikepung, akhirnya Konstantinopel pun jatuh ke tangan Turki Usmani pada 29 Mei 1453.

Jatuhnya Konstantinopel ke Turki Usmani menandakan bahwa kekuasaan Bizantium sudah berakhir.

Setelah menguasai kota, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Ottoman yang baru oleh Mehmed II.

Baca juga: Dampak Portugis di Malaka dan Maluku

Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki

Bagi Eropa

Bagi dunia Kristen, penaklukan Konstantinopel memengaruhi kehidupan agama, militer, ekonomi, dan psikologis mereka.

Mereka khawatir kerajaan Kristen Eropa lainnya akan bernasib sama dengan Konstantinopel.

Selain itu, banyak ilmuwan Yunani dari Konstantinopel yang mengungsi ke Eropa dan menumbuhkan ilmu pengetahuan di sana.

Sebelum jatuh ke tangan Turki, kota ini merupakan pusat perdagangan penting yang menjadi jalur dagang dari Asia ke Eropa.

Namun, setelah kota tersebut ditaklukkan, Turki Usmani melarang para pedagang Eropa untuk beraktifitas dan memonopoli perdagangan Eropa dengan Asia.

Akibatnya, jalur perdangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa terputus.

Selain itu, pedagang Eropa juga tidak bisa lagi membeli rempah-rempah yang diperdagangkan di kota Konstantinopel yang saat itu dikuasai Turki Usmani.

Baca juga: Faktor Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa

Kondisi ini kemudian mendorong negara Eropa seperti Portugal dan Spanyol untuk mencari jalur perdagangan alternatif lain ke Asia, yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah.

Portugal dan Spanyol menjadi pelopor bangsa Eropa dalam menjelajahi samudra untuk mencari jalan menuju Asia.

Ilustrasi pertempuran di Malaka.Atlas of Mutual Heritage Ilustrasi pertempuran di Malaka.

Dalam misi penjelajahan samudra itu, pelaut dari Spanyol dan Portugis menghasilkan pencapaian bersejarah.

Misalnya, Vasco da Gama menemukan jalur ke India, Alfonso de Albuquerque menaklukkan Malaka pada 1511, Antonio de Abreu mendapatkan rute ke Kepulauan Maluku pada 1512, dan masih banyak lainnya.

Jejak Portugis dan Spanyol dalam mengarungi samudra kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya, seperti Inggris, Perancis, dan Belanda.

Baca juga: Perlawanan Maluku terhadap Portugis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com