Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penculikan Aktivis 1997/1998

Kompas.com - 30/09/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Tim Mawar Menyusun rencana penangkapan sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat bom yang tak sengaja meledak.

Mayor Bambang mendapatkan data bahwa terdapa sembilan nama yang diprioritaskan untuk ditangkap oleh Tim Mawar.

Mereka adalah:

  1. Desmond Junaidi Mahesa
  2. Haryanto Taslam
  3. Pius Lustrilanang
  4. Faisol Reza
  5. Rahardjo Walujo Djati
  6. Nezar Patria
  7. Aan Rusdianto
  8. Mugianto
  9. Andi Arief

Tim Mawar telah menyiapkan tempat penyekapan sekaligus markas Tim Mawar di Pos Komando Taktis (Poskotis) di Markas Kopassus, Cijatung.

Markas tersebut terdiri dari ruang rapat, ruang interogasi, dan enam sel.

Baca juga: Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat

Operasi Penculikan

Pada 3 Februari 1998, sekitar pukul 09.30 WIB, Kapten Fauzani memerintah Kapten Dadang, Kapten Nugroho, dan Kapten Djaka untuk menangkap Desmond.

Desmond pun berhasil dibekuk ketika ia pergi ke luar kantor sekitar pukul 12.00 siang.

Penangkapan dilancarkan saat Desmond tengah turun dari mikrolet yang ia tumpangi. Setelah tertangkap, dalam keadaan tangan terikat dan mata dibalut kain hitam, Desmond dibawa ke markas Kopassus di Cijatung.

Selama di markas, Desmond banyak menerima siksaan fisik, salah satunya dipukul.

Ia juga dibawa ke sel bawah tanah.

Setelah itu, Kapten Fauzani memerintahkan Kapten Yulius untuk menangkap Aan Rusdianto, aktivis Partai Rakyat Demokratik di Rusun Klender.

Malam itu, Kapten Yulis menyamar sebagai pak RT. Ia mengetuk pintu rumah Aan. Sesaat begitu pintu dibuka, Aan langsung ditangkap dan dibawa ke markas.

Selain Aan, rupanya Nezar juga sedang berada di rumah tersebut. Ia kemudian turut ditangkap. Keduanya dibawa ke markas dan tiba sekitar pukul 20.30.

Kapten Yulis memerintah Kapten Djaka untuk tetap di Rusun Klender, barangkali masih ada orang yang akan datang.

Sayangnya, ketika Kapten Djaka hendak masuk ke unit yang disewa aktivis PRD tersebut, sudah lebih dulu ada petugas Koramil Duren Sawit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com