Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Soeharto Disebut Bapak Pembangunan?

Kompas.com - 11/09/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pelaksanaan Repelita II ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1975. 

Repelita II disusun berdasarkan Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali, dan Madura, di antaranya melalui program transmigrasi. 

Dalam Repelita II, Presiden Soeharto mengungkapkan bahwa fokus utamanya adalah penanganan masalah-masalah ekonomi dan non-ekonomi. 

Selama Repelita II, laju inflasi di Indonesia dapat dikendalikan secara bertahap. 

Pada tahun pertama dan kedua angka inflasi masih berkisar 20 persen dan menurun menjadi 12,1 persen pada 1976/1977. 

Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) 

Pada Repelita III, Presiden Soeharto menekankan pada trilogi pembangunan dengan menekan asas pemerataan.

Asas pemerataan tersebut adalah:

  1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
  2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
  3. Pemertaan Pembagian Pendapatan
  4. Pemerataan Kesempatan Kerja
  5. Pemerataan Kesempatan Berusaha

Dalam Repelita III, kondisi inflasi menurun dari tahun ke tahun, mulai dari 19,5 persen menjadi 10 persen. 

Baca juga: Kondisi Politik masa Orde Baru

Repelita IV (1 April 1984-31 Maret 1989) 

Pada Repelita IV, Presiden Soeharto menitikberatkan pada usaha sektor pertanian untuk menetapkan swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri. 

Untuk menunjang pembangunan industri, disusun juga Standar Industri Indonesia (SII), sarana perlindungan bagi konsumen serta peningkatan efisiensi industri. 

Dalam Repelita IV, industri logam dasar dan mesin yang merupakan industri berskala besar dikembangkan untuk menyiapkan pembangunan sektor industri. 

Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) 

Dalam Repelita V, Presiden Soeharto berfokus pada usaha sektor pertanian, seperti:

  1. Memantapkan swasembada pangan
  2. Meningkatkan produksi pertanian
  3. Menyerap tenaga kerja yang ada
  4. Mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri

Pada program Repelita V, kondisi perekonomian di Indonesia sudah jauh lebih baik, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 persen. 

Peningkatan ekspor juga lebih baik dibanding sebelumnya.

Repelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999) 

Repelita VI dimulai tanggal 1 April 1994, yang menitikberatkan pada pembangunan sektor ekonomi, berkaitan dengan industri dan pertanian. 

Selain itu, dalam Repelita VI, Presiden Soeharto juga fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. 

Sayangnya, pada periode ini terjadi krisis moneter tahun 1998 yang melanda negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Karena krisis moneter dan polemik politik dalam negeri yang dianggap mengganggu perekonomian pun menyebabkan era Orde Baru runtuh. 

Baca juga: Kehidupan Ekonomi pada Masa Orde Baru

Referensi: 

  • Kesowo, Bambang. Wirawan Martoredjo dan Soenarto Soedarno. (1995). 40 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com