Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Sultan Agung di Batavia

Kompas.com - 31/08/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pada April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal, dikirim sebagai duta ke Batavia. 

Gambaran pertemuan Kyai Rangga dengan JP Coen dapat dilihat melalui lukisan S Sudjojono yang ditunjukkan dalam acara konferensi pers Pameran Mukti Negeriku! Jumat (27/8/2021). 

Sudjojono telah menggambarkan pertemuan mereka dengan sangat detail, mulai dari pakaian, bentuk tangan, wajah, hingga situasinya. 

Maria Sudjojono mengatakan ayahnya adalah seorang yang sangat detail, sebelum mulai melukis, Sudjojono akan melalukan riset terlebih dahulu, sehingga hasil lukisannya akan sesuai dengan fakta yang ada. 

Baca juga: Kembalinya Indonesia ke PBB

Pertempuran Pertama

"Pada panel ketiga, Sudjojono ini menggambarkan pertemuan JP Coen dengan Kyai Rangga yang merupakan utusan Sultan Agung untuk berunding dengan membawa beras. Namun, perundingan ini ditolak oleh JP Coen yang menyebabkan pertempuran tersebut", kata Santy, operator Pameran Mukti Negeriku.

Menggunakan Armada Bahureksa, pasukan Mataram membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa, dan 12.000 karung beras.

Pihak Mataram mengatakan bahwa mereka ingin berdagang di Batavia. Namun, pihak Belanda mulai curiga.

Tiga hari kemudian, tujuh kapal Mataram kembali muncul, dengan alasan minta surat jalan dari pihak Belanda agar dapat berlayar ke Melaka. 

Sore harinya, sekitar 20 kapal Mataram menurunkan pasukannya di depan kastil. Belanda pun terkejut dan bergegas masuk ke benteng kecil.

Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari kastil.

Tanggal 25 Agustus 1628, 27 kapal Mataram lagi masuk teluk, mereka telah menyatakan dengan jelas keinginannya untuk menyerang Belanda.

Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram memasang kuda-kuda di depan Batavia. Tanggal 27 Agustus pasukan Mataram menyerang benteng kecil di sebelah tenggara kota. 

Sempat unggul dari Belanda, pasukan Mataram mulai mengalami kehancuran karena kurang perbekalan. 

Baca juga: Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?

Serangan Kedua

Pada Mei 1629, Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya. Total prajurit yang dibawa adalah 14.000 orang.

Setelah kegagalan pertama, pasukan Mataram sudah berantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon. 

Namun, VOC berhasil menemukan mereka dan memusnahkan semuanya. 

Pada akhirnya, karena kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera, kekuatan pasukan Mataram melemah. 

Walaupun kembali gagal dalam serangan kedua, Sultan Agung berhasil mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera di Batavia.

JP Coen pun menjadi korban karena wabah tersebut. 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com