Yang menjadi sahabat beliau, janganlah mereka mengkhianati beliau; yang menjadi istri beliau hendaklah tetap setia sebagai istri pada beliau.
Di manapun beliau berada, janganlah melakukan pencurian, kecurangan, pembunuhan, dan perzinaan di situ.
Dan lagi, hendaklah beliau bertemu dengan khalyanamitra, membangun bodichita dengan maitra, menjadi pertapa pada dang hyang Ratnatraya, melainkan senantiasa teguh bersila dengan senang membangun tenaga, keuletan, pengetahuan tentang perbedaan semua sipakala dan pemusatan pikiran.
Mudah-mudahan beliau memperoleh pengetahuan, ingatan dan kecerdasan dan ketetapan mahasatwa badan manikam vajracarira yang sakti, kemenangan dan ingatan pada kelahiran yang telah lampau, indra lengkap, rupa penuh, kebahagiaan, kegembiraan, ketenangan, kata manis, suara Brahma, jadi laki-laki karena kekuatannya sendiri, hendaklah beliau memperoleh cintamanididhara, memperoleh janmawacita, karmmawacita, akhirnya beliau mendapat anuttarabisamyaksambhodi.
Baca juga: Prasasti Ciaruteun: Lokasi Penemuan, Fungsi, Isi, dan Maknanya
Isi Prasasti Talang Tuo yang cukup panjang tersebut memuat beberapa informasi penting, salah satunya tentang pembangunan Taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, banyak doa dan harapan, serta disebutkan pembangunan vihara, yang jelas menunjukkan sifat agama Buddha.
Prasasti Talang Tuo juga mengungkapkan bahwa Kerajaan Sriwijaya tengah berkonsentrasi untuk memakmurkan negerinya.
Sementara dari letak penemuannya, prasasti ini semakin mendukung argumen bahwa Kadatuan Sriwijaya berpusat di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan.
Referensi: