KOMPAS.com - Philip Christison adalah perwira Angkatan Darat Inggris yang pernah bertugas di Indonesia.
Ia adalah Panglima Pasukan Sekutu di Indonesia pascaproklamasi kemerdekaan dan terlibat dalam Pertempuran Surabaya pada November 1946.
Baca juga: Umi Sardjono: Peran dan Perjuangannya
Philip Christison lahir tanggal 17 November 1983 di Edinburgh, Skotlandia.
Ia merupakan putra dari Sir Alexander Christison dan Florencen.
Sewaktu kuliah, Christison bersekolah di Edinburgh Academy dan Universitas College di Oxford, sebagai kadet di Officer Training Corps (OTC), ia diangkat menjadi letnan dua pada 1914, tidak lama sebelum pecahnya Perang Dunia I.
Semasa Perang Dunia I, Christison menjadi sukarelawan untuk Angkatan Darat Inggris.
Setelah itu, ia ditugaskan sebagai letnan dua sementara dalam Batalyon 6 dari Dataran Tinggi Cameron milik ratu pada 5 September 1914.
Tiga tahun berselang, pada 11 Februari 1917, ia dipromosikan menjadi letnan.
Lalu, pada 4 Agustus 1917, Christison diangkat sebagai kapten.
Tiga tahun kemudian, 24 Oktober 1918, Philip Christison dipromosikan ke pangkat mayor. Ia menjabat sebagai komandan kedua dalam unit Pasukan Teritorial.
Baca juga: Marco Kartodikromo: Peran dan Kiprahnya
Semasa Perang Dunia II, Philip Christison dipilih untuk memimpin Brigade Quetta di India sejak 18 Februari 1938 hingga 15 Maret 1940.
Kemudian, bulan Mei 1940, Christison kembali ke Britania Raya dan menjabat sebentar sebagai Staf Brigadir Jenderal.
Pada 17 Juni 1941, ia dipromosikan sebagai mayor jenderal dan menjadi Jenderal Perwira Komandan dari Divisi Infanteri ke-15 di Skotlandia.
Pangkat mayor jenderalnya kemudian dibuat permanen pada 5 Juli 1942.
Setelah itu, pada Februarai 1944, terjadi Serangan Arakan, di mana Jepang berusaha untuk mengepung korps yang saat itu dipimpin oleh Christison, Divisi Infanteri India 7.