Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keruntuhan Hindia Belanda 1940-1942

Kompas.com - 13/08/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keruntuhan Hindia Belanda mulai berlangsung ketika memasuki Perang Dunia II, ketika tentara Jerman menyerbu dan melancarkan perang kilat. 

Setelah bertempur selama empat hari, tentara Belanda menyerah pada 15 Mei. 

Kalah dari Jerman, Hindia Belanda kembali harus menghadapi kegagalan ketika Jepang melakukan invasinya. 

Kekalahan Hindia Belanda terhadap Jepang mulai terjadi setelah Jepang berhasil menguasai beberapa wilayah di sana, seperti Tarakan dan Palembang. 

Hindia Belanda memberikan pernyataan menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942. 

Baca juga: Kerusuhan Sambas 1999: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Awal Mula

Ketika Jepang mulai berinvasi, tahun 1940, Hindia Belanda sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk berjuang, sehingga membutuhkan bantuan dari negara-negara lain.

Hindia Belanda meminta bantuan dari Sekutu induknya, yaitu Inggris, Australia, dan Amerika Serikat, tetapi tidak banyak bantuan yang diberikan.

Hal tersebut disebabkan karena Inggris sedang berjuang melawan invasi Jerman di Eropa, begitu juga dengan Australia dan Amerika Serikat. 

Kedatangan Jepang menyerang Hindia Belanda sendiri bukan tanpa suatu alasan. 

Jepang merupakan negara yang tidak memiliki sumber daya alam yang memadai untuk menunjang perekonomiannya.

Oleh sebab itu, Jepang sangat bergantung pada pasokan dari negeri-negeri yang berlimpah sumber daya alamnya, yaitu Hindia Belanda.

Hindia Belanda merupakan salah satu daerah yang menghasilkan sumur dan ladang minyak bumi.

Hindia Belanda juga menghasilkan bauksit yang merupakan bahan pembuat alumunium, timah, dan karet.

Tahun 1941, cadangan bahan bakar Jepang tidak lebih dari 9,4 ton.

Untuk itu, agar Jepang mampu menghadapi pertempuran panjang, Jepang perlu menguasai daerah penghasil sumber daya tersebut. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com