Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaka Tingkir, Pendiri dan Raja Terhebat Kerajaan Pajang

Kompas.com - 09/08/2021, 10:06 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jaka Tingkir atau ditulis Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang berkuasa antara 1568-1582.

Ia memerintah dengan gelar Sultan Hadiwijaya dan berhasil mengantarkan kerajaannya menuju puncak kejayaan.

Setelah berkuasa selama kurang lebih 15 tahun dan menjadi salah satu raja yang berpengaruh di Jawa, perjalanannya harus terhenti pada 1582.

Kala itu, meletus perang antara Pajang dan Mataram. Sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.

Asal-usul Jaka Tingkir

Jaka Tingkir lahir dengan nama asli Mas Karebet. Ia adalah cucu dari Andayaningrat, penguasa kerajaan kuno di Boyolali.

Andayaningrat, yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo, konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit.

Ketika Mas Karebet masih di dalam kandungan, ayahnya yang bernama Kebo Kenanga atau Ki Angeng Pengging, menggelar pertunjukan wayang di mana dalangnya adalah Ki Ageng Tingkir.

Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Pengging dibunuh oleh Sunan Kudus setelah dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak.

Setelah Nyi Ageng Pengging meninggal karena sakit, Mas Karebet akhirnya diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir, janda Ki Ageng Tingkir.

Sejak saat itu, Mas Karebet lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir, yang kemudian tumbuh sebagai pemuda tangguh.

Guru Jaka Tingkir adalah Sunan Kalijaga dan selanjutnya Ki Ageng Sela.

Baca juga: Kerajaan Pajang: Pendiri, Raja-raja, Kemunduran, dan Peninggalan

Mengabdi pada Kerajaan Demak

Terlepas dari masa lalu orang tuanya, Jaka Tingkir mengabdi pada Kerajaan Demak.

Dari situlah, Jaka Tingkir akhirnya diangkat menjadi kepala prajurit Kerajaan Demak oleh Sultan Trenggono.

Atas jasa-jasanya selama mengabdi, Jaka Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwijaya dan dinikahkan dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggono.

Sepeninggal Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mengalami pergolakan akibat perebutan kekuasaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com