Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Yusuf Ronodiputro, Penyiar Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 10/08/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kurang lebih 20 menit kemudian, ia juga membacakan naskah tersebut menggunakan bahasa Inggris, sehingga radio-radio internasional juga dapat mengerti apa yang disampaikannya. 

Akibat aksinya tersebut, Muhammad Yusuf Ronodiputro ditangkap oleh Kempetai, ia mendapat siksaan fisik. 

Setelah insiden tersebut, Ronodiputro mendirikan Radio Suara Indonesia Merdeka.

Radio tersebut menjadi wadah bagi Soekarno untuk menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden Indonesia, 25 Agustus 1945. 

Baca juga: Abdul Kahar Mudzakkir: Pendidikan dan Perannya

Berdirinya RRI

Setelah Jepang menyerah, Kempetai tidak lagi dominan di Indonesia. 

Untuk itu, Ronodiputro meminta Abdulrahman Saleh supaya radio-radio daerah dapat kembali difungsikan untuk menyebarkan semangat perjuangan.

Gagasan tersebut diterima pada 10 September 1945, yang kemudian ditanggapi dengan berkumpulnya para pimpinan radio daerah untuk mendiskusikannya. 

Setelah diskusi, mereka setuju untuk meminta pemerintah Jepang menyerahkan stasiun radio mereka kepada Republik Indonesia. 

Tanggal 11 September, rapat kembali diadakan, yang mengeluarkan hasil didirikannya Radio Republik Indonesia (RRI), dikepalai oleh Muhammad Yusuf Ronodiputro. 

Baca juga: Ki Sarmidi Mangunsarkoro: Kiprah dan Perannya

Akhir Hidup

Muhammad Yusuf Ronodiputro wafat pada 27 Januari 2008, karena penyakit komplikasi stroke dan kanker paru-paru yang disebabkan kebiasannya sebagai perokok berat. 

Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 28 Januari. 

Referensi: 

  • Harnoko, Darto. (2012). Riwayat Perjuangan Pahlawan-Pahlawan Salatiga dalam Mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia. Salatiga: Pemerintah Kota Salatiga Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com