Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kitab Pararaton: Isi dan Kritik dari Para Ahli

Kompas.com - 06/08/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sumber informasi mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit berasal dari beberapa sumber. Kitab yang menceritakan tentang raja-raja Singasari dan Majapahit adalah Kitab Pararaton.

Kitab Pararaton adalah salah satu karya sastra peninggalan Kerajaan Majapahit yang ditulis dalam bahasa Jawa Kawi.

Isinya memuat tentang sejarah raja-raja Kerajaan Singasari dan Majapahit. Kitab ini juga dikenal dengan nama Pustaka Raja atau Kitab Raja-Raja.

Mengingat tarikh tertua yang terdapat pada naskahnya adalah 1522 Saka (1600 M), diduga Pararaton ditulis antara 1481-1600 M.

Meski dijadikan sumber sejarah utama Kerajaan Singasari dan Majapahit, beberapa sejarawan meragukan keabsahannya karena sebagian besar isinya adalah cerita mitos.

Selain itu, siapa yang menulis Kitab Pararaton hingga saat ini belum diketahui.

Isi Kitab Pararaton

Naskah Pararaton cukup pendek, yakni terdiri dari 1.126 baris yang tertuang dalam 32 halaman seukuran folio.

Isi Kitab Pararaton dapat dibagi ke dalam dua bagian, di mana pada bagian pertama menceritakan tentang riwayat Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari, dan para raja penerusnya.

Sementara pada bagian kedua mengisahkan tentang kehidupan Kerajaan Majapahit, mulai dari riwayat pendirinya, Raden Wijaya, hingga daftar raja-raja yang berkuasa dan pemberontakan yang berlangsung pada awal berdirinya kerajaan.

Baca juga: Kitab Sutasoma: Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal Ika

Kitab Pararaton dibuka dengan cerita mengenai perjalanan hidup Ken Arok dari awal hingga menjadi raja pada 1222 M.

Diceritakan bahwa Ken Arok mempersiapkan inkarnasi dirinya sehingga bisa menjadi seorang raja.

Caranya adalah dengan menjadikan dirinya kurban persembahan bagi Yamadipati, dewa penjaga pintu neraka dalam agama Hindu dan Buddha.

Sebagai balasannya, ia terlahir kembali sebagai Raja Singasari dan di saat kematiannya akan masuk ke dalam surga Wisnu.

Disebutkan pula bahwa Ken Arok berkali-kali diselamatkan dari mara bahaya berkat campur tangan dewata.

Pada suatu kejadian ketika para dewa berkumpul di Gunung Kryar Lejar, Batara Guru menyatakan bahwa Ken Arok adalah putranya dan ditetapkan akan membawa kestabilan serta kekuasaan di Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com