Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRI Usman Harun: Asal Usul, Persenjataan, dan Kontroversi

Kompas.com - 22/08/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - KRI Usman Harun adalah sebuah kapal perang Republik Indonesia berjenis fregat. 

Nama kapal ini diambil dari dua tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Usman Janatin dan Harun Thohir. 

Kedua tokoh ini terlibat dalam pengeboman MacDonald House yang terjadi pada 10 Maret 1965. 

Sebelumnya, kapal ini dibuat untuk Angkatan Laut Brunei Darussalam dengan nama KDB Bendahara Sakam.

Baca juga: Sejarah KRI Nanggala

Asal Usul

KRI Usman Harun adalah kapal perang Republik Indonesia yang dibentuk oleh BAE Systems Marine, diluncurkan pada Juni 2001. 

Sebelumnya, kapal ini dibentuk dengan nama KDB Bendahara Sakam, dibangun untuk Royal Brunei Navy.

Akan tetap, kapal ini ditolak oleh pelanggan karena masalah sengketa kontrak. 

Perselisihan ini kemudian diatasi oleh BAE Systems yang kemudian kapal ini diserahkan kepada Royal Brunei Technical Services bulan Juni 2007. 

Masih di tahun yang sama, Brunei kemudian mencoba mencari pelanggan baru.

Akhirnya, November 2012, KDB Bendahara Sakam dibeli oleh TNI Angkatan Laut dan berganti nama menjadi KRI Usman Harun. 

Penamaan Usman dan Harun dalam KRI ini berasal dari nama Sersan Dua KKO Anumerta Usman Janatin dan Kopral Dua KKO Anumerta Harun Thohir.

Keduanya merupakan tokoh yang wafat karena dieksekusi di Singapura pada 1968, sebagai pelaku pengeboman MacDonald House di Orchard Road. 

Serangan ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menghadapi pembentukan negara baru Malaysia, yang saat itu merupakan bagian dari Singapura.

Setelah wafat, keduanya dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Tahun 2014, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, Indonesia telah memiliki prosedur untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com