KOMPAS.com - Semasa kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia pernah keluar dari Perserikatan Bangsa-bangsa.
Keputusan keluarnya Indonesia dari PBB ini disebabkan adanya rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia tahun 1961.
Rencananya, Malaysia terbentuk dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah.
Namun, rencana ini ditentang oleh Soekarno.
Soekarno menganggap pembentukan Negara Federal Malaysia adalah proyek neokolonialisme Inggris.
Selain Indonesia, Filipina juga memiliki pendapat yang sama.
Akibatnya, Indonesia dan Filipina berada di posisi yang berseberangan dengan Malaysia dan Inggris.
Baca juga: Achmad Tahir: Peran dan Perjuangannya
Sengketa antara Indonesia-Malaysia berusaha diselesaikan melalui berbagai diplomasi.
Namun, ketegangan di antara keduanya justru semakin memanas, terutama setelah Malaysia menyatakan merdeka pada 16 September 1960.
Rasa tidak puas Soekarno atas berdirinya Malaysia mencapai puncaknya pada 1964.
Ketidakpuasan dari Soekarno terhadap PBB dalam mengakhiri konflik mendorong Indonesia keluar dari PBB.
Pada 1 Desember 1964, wakil Indonesia di PBB menyampaikan pernyataan keras kepada Sekretaris Jenderal PBB U Thant.
Isi pernyataan tersebut adalah:
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa
Akan tetapi, ancaman tersebut tidak berhasil.
Pada 7 Januari 1965, Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.