Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Surakarta: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Kompas.com - Diperbarui 19/01/2023, 14:35 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

Pakubuwono II mendiami keraton sampai hari wafatnya, yaitu pada 1749.

Setelah itu, pembangunan Keraton Surakarta dilanjutkan oleh para penerusnya dan ditambahkan bangunan seperti Masjid Agung, Sitihinggil, dan Pintu Srimanganti.

Pada masa pemerintahan Pakubuwono III, Mataram menghadapi perlawanan dari Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi.

Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755.

Dalam kesepakatan tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta untuk Hamengku Buwono I dan Nagari Kasunanan Surakarta diserahkan kepada Pakubuwono III.

Sejak saat itu, Keraton Surakarta menjadi istana dari istana dari Kasunanan Surakarta.

Pembangunannya pun masih berlanjut hingga periode kekuasaan Pakubuwono X.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Kompleks bangunan Keraton Surakarta

Kompleks Keraton Surakarta terbagi ke dalam beberapa area, di antaranya:

  • Kompleks Alun-Alun Utara

Di kompleks ini terdapat Gapura Gladag, Pamurakan, Alun-Alun Utara, dan Masjid Agung Surakarta, Bale Pewatangan, Bale Pekapalan, Gapura Bathangan, dan Gapura Klewer.

  • Kompleks Pagelaran Sasana Sumewa
  • Kompleks Siti Hinggil Utara
  • Kompleks Kamandungan Utara

Pada kompleks ini terdapat gerbang masuk bernama Kori Brajanala atau Kori Gapit dan Bangsal Wisamarta.

  • Kompleks Sri Manganti Utara

Di halaman Sri Manganti terdapat dua bangunan utama yaitu Bangsal Marakata di sebelah barat dan Bangsal Marcukundha di sebelah timur.

Di sisi barat daya Bangsal Marcukundha terdapat sebuah bangunan segi delapan yang disebut Menara Sanggabuwana.

Konon menara ini menjadi tempat bertemunya raja dengan Ratu Laut Selatan.

Fungsi utama menara setinggi 30 meter ini adalah tempat untuk memata-matai Belanda pada masa penjajahan.

  • Kompleks Kedhaton
  • Kompleks Kamagangan dan Sri Manganti Selatan
  • Kompleks Kamandungan Selatan
  • Kompleks Siti Hinggil Selatan
  • Alun-Alun Selatan

Baca juga: Sejarah Masjid Agung Surakarta, Peninggalan Mataram Islam di Kota Solo

Wisata Budaya Keraton Surakarta

Kawasan Cagar Budaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memang terbuka untuk publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com