Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi

Kompas.com - 29/06/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak Perjanjian Bongaya ditandatangani pada 1667, Belanda mulai mempunyai kuasa di Sulawesi Selatan, terutama di sekitar daerah Makassar.

Setelah pendudukan Inggris (1811-1816), Belanda khawatir Indonesia jatuh ke tangan bangsa Eropa lainnya.

Oleh karena itu, Belanda berupaya menyatukan kekuasaan di daerah Sulawesi Selatan.

Namun, Kerajaan Bone tidak mengakui kekuasaan Belanda di Sulawesi Selatan.

Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya Perang Bone, sebuah ekspedisi balasan oleh Belanda ke Kerajaan Bone.

Untuk menaklukkan Bone, Belanda harus melakukan tiga kali peperangan.

Berikut ini latar belakang serta kronologi Perang Bone I, II, dan III yang berlangsung antara 1824 hingga 1860.

Latar Belakang Perang Bone

Pada 1824, Gubernur Jenderal van der Capellen berangkat ke Makassar untuk memperbarui Perjanjian Bongaya.

Menurut van der Capellen, perjanjian itu tidak sesuai dengan sistem pemerintahan imperialismenya.

Akan tetapi, Kerajaan Bone menentang pembaruan Perjanjian Bongaya dengan tidak menghadiri pertemuan.

Sikap ini mengisyaratkan bahwa Bone tidak mengakui kekuasaan Belanda di Sulawesi Selatan.

Usaha Bone untuk memengaruhi raja-raja yang lain untuk menentang kehadiran Belanda menjadi salah satu sebab timbulnya peperangan antara Bone dan pemerintah Hindia Belanda.

Baca juga: Perang Bubat: Latar Belakang, Lokasi, dan Dampaknya

Perang Bone I

Melihat situasi di Sulawesi Selatan, van der Capellen kembali ke Batavia dan menyiapkan ekspedisi untuk menghukum Bone.

Pada 15 Juli 1824, pasukan yang dipimpin oleh letnan kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers tiba di Tanete.

Ekspedisi ini terdiri dari ratusan tentara dengan meriam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com