Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perang Jagaraga

Kompas.com - 15/02/2024, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Jagaraga merupakan ibu kota Kerajaan Buleleng, setelah Kota Singaraja dibakar oleh Belanda pada 1846.

Antara tahun 1848 hingga 1849, di Jagaraga terjadi pertempuran antara rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik, melawan Belanda.

Pertempuran tersebut dikenal sebagai Perang Jagaraga atau Perang Bali II.

Penyebab Perang Jagaraga cukup banyak, salah satunya adalah ketidakpuasan dan kebencian dari raja beserta rakyat Buleleng, yang merasa terhina akibat perjanjian dengan Belanda pada 1846.

Pihak Buleleng merasa kedaulatannya dilanggar, sedangkan Belanda menganggap Buleleng tidak menepati perjanjian di mana mereka harus mengakui berada di bawah kekuasaan Belanda.

Konflik itulah yang memicu meletusnya Perang Jagaraga pada 8 Juni 1848, di mana Belanda menyerang Kerajaan Buleleng dari Pelabuhan Sangsit dengan kekuatan 22 kapal perang yang dilengkapi meriam.

Pada akhir dari Perang Jagaraga di Bali, Belanda keluar sebagai pemenangnya.

Baca juga: Perang Jagaraga: Penyebab, Kronologi, dan Tokoh

Perang Jagaraga melibatkan pertempuran-pertempuran sengit, yang membawa akibat besar bagi Buleleng, maupun bagi Belanda.

Berikut ini dampak Perang Jagaraga.

Dampak Perang Jagaraga bagi Belanda

Setelah memenangkan Perang Jagaraga pada April 1849, Belanda berhasil menguasai wilayah Bali bagian utara.

Akan tetapi, kemenangan itu harus dibayar mahal dengan biaya besar dan korban pasukan yang sangat banyak.

Serdadu Belanda yang tewas dalam Perang Jagaraga berjumlah 264 orang.

Kemenangan yang diperoleh Belanda di Jagaraga menambah nafsunya untuk menguasai daerah-daerah lain di Bali.

Belanda pun menguasai Banjar, di Buleleng barat, pada tahun 1868.

Baca juga: Keterkaitan antara Hak Tawan Karang dan Perlawanan Rakyat Bali

Dampak Perang Jagaraga bagi

Pada tahap akhir Perang Jagaraga, I Gusti Ketut Jelantik dan I Gusti Ngurah Made Karangasem, gugur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com