Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi

Kompas.com - 29/06/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Perang ini dianggap tidak berhasil karena Bone dapat menghancurkan beberapa pos pertahanan Belanda di Pangkajene, Maros, dan Tanete.

Serangan Bone ini sempat menggelisahkan pemerintah Belanda di Makassar.

Oleh karena itu, dikirimlah bala bantuan dari Batavia hingga daerah-daerah tersebut Bone dapat direbut kembali.

Perang Bone II

Pada Perang Bone II yang berlangsung antara 1825-1835, Belanda melakukan tindakan-tindakan brutal.

Jenderal Jozef van Geen melancarkan ekspedisi yang terdiri dari 4.000 orang dengan tujuh kapal perang dan tiga perahu meriam.

Perkampungan yang berada di Sinjai dibakar habis dan pasukan Belanda berhasil masuk ibu kota Bone.

Namun, Belanda gagal merebut pemerintahan karena raja dan pembesar-pembesar kerajaan telah meninggalkan ibu kota untuk mengungsi ke pedalaman.

Perang Bone II baru berakhir setelah raja menandatangani gencatan senjata yang kemudian disusul dengan perjanjian perdamaian.

Baca juga: Perang Indochina I, II, dan III

Perang Bone III

Setelah Perang Bone II, Belanda masih terus merongrong hak dan kekuasaan raja Bone yang dianggapnya sebagai lawan yang membahayakan.

Di pihak lain, rakyat Bone berjuang untuk merebut kembali wilayah kerajaan yang dicaplok oleh Belanda.

Kedua hal ini dianggap sebagai penyebab terjadinya Perang Bone III pada 1859.

Tokoh Perang Bone III adalah Letnan Jenderal Jan van Swieten, yang pertama kali mendarat di Makassar pada November 1859.

Perang ketiga ini sangat dahsyat dan Belanda harus melakukan dua kali agresi militer.

Agresi pertama dapat dianggap gagal karena banyak serdadu Belanda yang tewas dan terpaksa menarik diri ke Makassar.

Namun, pada agresi kedua, Belanda berhasil memaksa Bone bertekuk lutut pada 1860.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com