JAKARTA, KOMPAS.com - Eko Yuli Irawan, atlet andalan Indonesia untuk nomor angkat besi Olimpiade Tokyo 2020 bakal mewujudkan harapannya meraih medali emas.
"Iya, target saya medali emas," tutur peraih medali perak angkat besi Olimpiade Rio 2016 saat peluncuran kampanye "Menangkan 28 Paket ke Olimpiade Tokyo 2020 Persembahan Visa" di Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Baca juga: Angkat Besi, Indonesia Berpeluang Tambah Lifter ke Olimpiade Tokyo 2020
Eko, kelahiran 24 Juli 1989 ini punya catatan apik sepanjang tiga olimpiade yang pernah diikutinya.
Pada Olimpiade Beijing 2008, Eko yang bertanding di kelas 56 kilogram menyabet medali perunggu.
Lantas, pada empat tahun berikut di Olimpiade London 2012, Eko juga meraih medali sama meski berlaga di kelas berbeda.
Bila di Beijing, Eko bertanding di kelas 56 kilogram, di London, ia bertarung di kelas 62 kilogram.
Selanjutnya, pada Olimpiade Rio 2016, Eko di kelas 62 kilogram menyabet medali perak.
Eko, hingga kini, adalah satu dari enam atlet Indonesia yang sudah memastikan tiket bertarung di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: Jelang Olimpiade, Tim Angkat Besi Indonesia Raih 6 Emas Kejuaraan di Iran
Prestasi gemilang terkini Eko yang meloloskan dirinya adalah raihan tiga medali emas Kejuaraan Internasional Piala Fajr di Rasht, Iran, pada awal Februari 2020.
Selain Eko, atlet angkat besi yang juga resmi berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 adalah Windy Cantika Aisah di kelas 49 kilogram putri.
Pada Kejuaraan Angkat Besi Remaja dan Junior 13-16 Februari 2020 di Tashkent, Uzbekistan, Windy meraih tiga medali emas.
Waspada
Lebih lanjut, Eko yang saat peluncuran tersebut didampingi oleh Head of Client Relationship Management Leader PT Visa Worldwide Indonesia Jacqueline Hartono, Head of Citi Cards & Loan Citi Indonesia Herman Soesetyo, dan Head of External Communications Citi Indonesia Ananta Wisesa mengatakan dirinya mewaspadai agar tidak mengalami cedera.
Pasalnya, saat tampil pada ketiga Olimpiade di atas, Eko harus menghadapi tantangan cedera.
"Olimpiade 2008 saya cedera hamstring," tutur peraih medali emas Universiade Shenzhen pada 2011 ini.
"Olimpiade 2012, saya mengalami tulang kering retak," kata anak lelaki pasangan Saman dan Wastiah ini.
"Olimpiade 2016, saya cedera lutut," kata peraih medali emas Asian Games Indonesia 2018 ini.
Dalam kesempatan itu, Eko meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan persiapan-persiapan atlet seperti dirinya dari segi anggaran.
"Bukan karena kami ditargetkan medali emas, kami meminta kepada pemerintah apa yang kami butuhkan saja," kata Eko Yuli Irawan sembari menyebutkan bahwa dirinya sudah mempersiapkan diri mulai dari menjaga nutrisi, asupan makanan, vitamin, dan recovery hingga mengatur jadwal bertanding.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.