Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Account Payable: Pengertian dan Cara Mencatatnya

Kompas.com - 13/03/2024, 19:30 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam operasi bisnis, terdapat berbagai macam transaksi keuangan yang perlu dicatat dengan cermat untuk menjaga keteraturan laporan keuangan perusahaan.

Salah satu jenis transaksi penting yang sering terjadi adalah pembelian barang atau jasa dari pemasok, namun pembayarannya belum dilakukan.

Dalam konteks akuntansi, hal ini direkam sebagai account payable. Artikel ini akan menjelaskan secara komprehensif tentang pengertian dan cara mencatat account payable dalam jurnal akuntansi. 

Baca juga: 10 Bidang Akuntansi Beserta Penjelasan Singkatnya

Pengertian account payable

Account payable adalah kewajiban keuangan yang dimiliki oleh perusahaan terhadap pihak lain atas pembelian barang atau jasa yang belum dibayar.

Kieso, Weygandt, dan Warfield dalam bukunya Intermediate accounting (2016), account payable adalah kewajiban untuk membayar uang tunai, barang, atau jasa yang diperoleh perusahaan dari pihak luar, tetapi belum dibayar.

Dalam kata lain, account payable mencerminkan jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemasok atau kreditur atas barang atau jasa yang telah diterima atau digunakan, namun belum lunas pembayarannya. 

Baca juga: Akuntansi Keuangan: Pengertian dan Tujuannya

Cara mencatat account payable

Dilansir dari Investopedia, untuk mencatat account payable atau utang dagang, akuntan mengkredit utang dagang saat tagihan atau faktur diterima.

Menurut Spiceland, Sepe, dan Nelson dalam bukunya Intermediate accounting (2019), account payable direkam pada saat penerimaan barang atau jasa dan dibayar kemudian dalam periode berikutnya.

Offset debit untuk entri ini umumnya masuk ke akun pengeluaran untuk barang atau jasa yang dibeli secara kredit. Debit juga bisa ke akun aset jika barang yang dibeli adalah aset yang dapat dikapitalisasi.

Baca juga: Mekanisme Debit dan Kredit dalam Pencatatan Akuntansi

Ketika tagihan dibayar, akuntan mendebit utang dagang untuk mengurangi saldo kewajiban. Kredit offset dibuat ke rekening kas, yang juga mengurangi saldo kas.

Contohnya, sebuah bisnis mendapat faktur 500 dollar AS untuk perlengkapan kantor. Ketika departemen AP menerima faktur, ia mencatat kredit 500 dollar AS dalam utang dagang dan debit 500 dollar AS untuk biaya persediaan kantor.

Debit 500 dollar AS ke biaya pasokan kantor mengalir melalui laporan laba rugi pada saat ini, sehingga perusahaan telah mencatat transaksi pembelian meskipun uang tunai belum dibayarkan.

Perusahaan kemudian membayar tagihan, dan akuntan memasukkan kredit 500 dollar AS ke rekening kas dan debit sebesar 500 dollar AS ke utang dagang.

 

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com