Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Filosofis Tembang Dolanan "Sluku-Sluku Bathok"

Kompas.com - 13/03/2024, 18:30 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tembang "Sluku-Sluku Bathok" mengajarkan kita nilai-nilai cinta kepada Tuhan, tanggung jawab atas kehidupan kita, dan kedisiplinan. Selain itu, kita diberi kebebasan untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita lakukan. 

Wali Songo menggunakan gendhing Jawa "Sluku-Sluku Bathok" untuk menyebaran agama Islam. Jika Kita memperhatikan liriknya, Kita akan menemukan bahwa syair ini memiliki makna filosofi yang dalam.

Mari, Kita mempelajari makna filosofis dari tembang Sluku-Sluku Bathok!

Atau suluka bathnaka berarti bahwa hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja; waktunya untuk beristirahat, yaitu untuk menjaga jiwa dan raga kita dalam kondisi yang seimbang. Kepala kita, atau bathok kita, harus beristirahat untuk memaksimalkan kemampuan.

  • Bathoke ela-elo

Atau Bathnaka La ilaha illallahu. Dalam dzikir, kata "ela elo laa ilaaha ilalloh" digunakan untuk mengingat Allah. Dengan banyak berdzikir, syaraf neuron otak dapat ditenangkan. Ingatlah Allah, dan dengan mengingat-Nya hati akan tenang.

Baca juga: 11 Tembang Macapat: Arti, Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu

  • Si rama menyang solo

Atau siiruu ma’aa shola. Artinya siram/mandilah, bersucilah menuju Solo (sholat) lalu bersuci dan dirikanlah sholat. Jangan lupa bahwa sholat adalah tiang agama; orang yang melakukannya membangun hubungan yang baik dengan Sang Khalik.

  • Oleh-olehe payung mutho

Atau Allahu faizun ‘ala man taaba. Artinya maka kita akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah SWT.

  • Pak jenthit lolo lo bah

Atau Ittakhidzillaha Robba. Artinya kematian itu datang dengan tiba-tiba, tidak dapat diprediksi atau dikira-kira, dan tidak dapat dimajukan atau dimundurkan.

Tidak ada yang tahu kapan dia akan mati, di mana Sang Malaikat Izrail akan menjemputnya, atau bagaimana dia meninggal.

Husnul Khatimah (mati yang baik) atau Su'ul Khatimah tergantung pada bagaimana Anda bertindak dan berperilaku selama hidup Anda.

  • Wong mati ora obah

Atau Man maata roaa dzunuubah. Artinya Saat kematian tiba, kesempatan untuk beramal hilang. Ingatlah bahwa Anda harus meninggalkan semua yang Anda miliki saat ajal menjemput Anda.

Banyak harta benda tidak dibawa, dan derajat tinggi juga tidak dibawa. Semua hubungannya dengan dunia terputus kecuali tiga (tiga) hal: amal jariyah selama hidup, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak-anaknya yang shaleh dan shalihah.

  • Yen obah medeni bocah

Atau Dzunuuba dainin yaghillu yadah. Artinya banyak jiwa yang menginginkan kembali ke alam. Akibatnya, dia ingin meminta dihidupkan kembali oleh Allah. Namun, Allah menolak; jika mayat hidup lagi, bentuknya pasti mengerikan dan bahayanya lebih besar.

Baca juga: Tembang Dolanan: Pengertian dan Contoh

  • Yen urip goleka dhuwit

Atau Rottibil kolbi bil qoulututs tsabit. Artinya Kemungkinan untuk berbuat kebajikan hanya ada saat ini selagi kita masih hidup selagi kita memiliki kemampuan dan waktu untuk melakukannya.

Tidak diantisipasi (ketidakmampuan dan kehilangan kesempatan). Tempat beramal hanya ada di dunia ini, bukan di akhirat.

Bercocok tanam bukan tempat beramal, tetapi tempat memetik hasilnya. Orang-orang menerima hasil dari tindakan mereka di dunia ini di akhirat. 

 

Referensi:

  • Ilyas. (2021). Belajar Makna Hidup Melalui Makna Filosofis Tembang. Semarang: CV. Pilar Nusantara.
  • Nugrahani, F. (2012). Reaktualisasi Tembang Dolanan Jawa Dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Vol. 24, No.1.
  • Suprapti, S. (2022). Makna Tembang Jawa "Sluku-Sluku Bathok". Guru Inovatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com