KOMPAS.com - Tembang adalah lirik atau sajak yang memiliki irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia disebut sebagai lagu.
Dikutip dalam Serat Kandha Suluk Tembang Wayang (2021) karya Bram Palgunadi, karya-karya sastra klasik Jawa dari masa Mataram Baru, umumnya ditulis dalam bentuk tembang macapat.
Sebuah tulisan dalam bentuk prosa dalam bahasa Jawa disebut gancaran. Beberapa karya sastra Jawa yang ditulis dalam bentuk tembang macapat, misalnya Serat Wedha-Tama, Serat Wulang-Reh, dan Serat Kala-Tidha.
Secara umum, tembang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat termasuk dalam tembang cilik dan tembang tengahan.
Berikut 11 jenis tembang Macapat, yakni:
Dalam Serat Purwa-Ukara, Pangkur diberi arti bumtut atau ekor. Oleh karena itu, Pangkur kadang-kadang diberi sasmita atau isyarat 'tut pungkur' yang berarti mengekor.
Sesuai sifat, karakter, atau wataknya, Tembang Pangkur lazim digunakan untuk menampilkan suasana saat seseorang berusaha memberikan nasehat kehidupan kepada orang lain, supaya orang tersebut mengikuti nasehat yang diberikan dan menempuk hidup yang baik.
Mingkar-mingkuring ukara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah jawa
Agama ageing aji
Baca juga: Lagu Daerah: Pengertian, Fungsi, dan Cirinya
Maskumambang dapat berarti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis, mengucapkan mantra atau lafal dengan cara manembang, disertai sajian bunga.
Dalam Serat Purwa-Ukara, istilah maskumambang berarti ulam toya yang artinya ikan air tawar. Sehingga kadang-kadang diisyaratkan dnegan gabar atau lukisan ikan yang sedang berenang.
Tembang Maskumambang secara sifat, karakter, dan wataknya digunakan untuk menampilkan suasana sendu, yang disebabkan oleh rasa haru atas sesuatu yang memukau, mempesona, atau memikat hati.
Gereng-gereng Gathotkaca sru anangis
Sambaté mlas arsa
Luhnya marawayan mili
Gung tinamêng astanira
Dalam serat Purwa-ukara, istilah sinom diartikan sebagai sekaring rambut, yaitu anak rambut. Selain itu, sinom juga diartikan sebagai daun muda.
Sehingga terkadang diberi tanda berupa gambar atau lukisan daun muda. Sifat, karakter, atau wataknya, tembang Sinom digunakna untuk menampilkan cerita-cerita, hikayat. legenda. atau kepercayaan yang berhubungan dengan suasana anak muda.
Nulada laku utama
Tumrape wong tanah Jawi
Wong agung ing Ngeksigondo
Panembahan senopati
Kepati amarsudi
Sudane hawa lan nepsu
Pinepsu tapa brata
Tanapi ing siyang ratri
Amamangun karyenak tyasing sesami
Baca juga: Ciri-ciri Lagu Rakyat dan Contohnya