KOMPAS.com - Teks proklamasi adalah buah pikiran tiga tokoh nasional yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo.
Teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik Sayuti Melik. Di mana pembahasan perumusan teks proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Naskah ditulis dalam selembar kertas blocknote berwarna putih berukuran panjang 25,8 sentimeter dan lebar 21,3 sentimeter dan tebal 0,5 milimeter.
Berikut lima tokoh perumusan Teks Proklamasi:
Soekarno lahir di pada 6 Juni 1901 di Surabaya dan akrab disapa Bung Karno. Soekarno pernah didesak oleh golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat Hirosima dan Nagasaki dibom oleh Sekutu.
Para golongan muda kemudian memindahkan sementara Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Walau masih dalam keadaan sajit, Soekarno kemudian membacakan teks proklamasi ada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dengan gagah dan lantang. Hal tersebut kemudian menandakan bahwa Indonesia telah merdeka.
Baca juga: Makna Proklamasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia Saat Ini
Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittingi, Sumatera Barat. Sama seperti Soekarno, Mohammad Hatta juga diamankan oleh golongan muda ke Rengasdengklok untuk merumuskan proklamasi.
Tepat sebelum membacakan teks proklamasi, Mohammad Hatta datang menghampiri Soekarno untuk memberikan dukungan kepadanya agar bersama-sama memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Hatta merupakan sosok yang memberi ide kalimatpad ateks proklamasi, yaitu:
"Hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."
Baca juga: Cara Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tokoh yang mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta adalah Soekarni.
Sukarni memiliki nama lengkap Soekarni Kartodiwirjo. Lahir pada 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiran, Kabuoaten Blitar, Jawa Timur.
Soekarni termasuk dalam golongan muda yang ikut terlibat dalam upaya penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.
Setelah teks proklamasi jadi, Soekarno yang didukung Hatta justru meminta supaya semua yang hadir dalam perumusan teks proklamasi menandatanganinya.